Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Indahnya Kegelapan

Gelap data. Ibarat kondisi mati lampu, maka ucapan pertama seorang beriman adalah; astaghfirullah . Dalam kondisi gelap, dan tidak punya ilmu, orang beriman akan lebih cenderung bersandar kepada Yang Maha Rahman. Maka, di masa perhitungan suara pemilu, selain mereka yang diberi tugas khusus, lebih baik gelap data. Jadi lebih banyak berdzikir. Info sepotong, info tidak resmi, info tidak final, berisiko mengalihkan jiwa dari dzikir. Kalau info itu bilang jagoan kita menang, maka berisiko jumawa. Kalau info itu bilang jagoan kita kalah, maka berisiko lisan menggerutu, bahkan putus asa. Zaman informasi seperti sekarang, manusia memiliki godaan nafsu baru; nafsu menjadi pengamat dan penganalisa. Padahal info baru sepotong, tidak resmi, belum final pula. Apa manfaatnya menganalisa info yang sepotong, tidak resmi, dan belum final? Orang-orang sibuk membicarakan? Bilang saja tidak tahu. Bukankah tidak tahu itu setengah dari ilmu? Seandainya tidak sibuk kepo dan sibuk jadi penganal...

Walau Sedikit

Imam Syafi'i rahimahullah berkata tentang Surat Al-'Ashr: “Seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menurunkan hujjah untuk para makhlukNya kecuali surat ini, maka itu sudah cukup.” Kalimat ini menunjukkan bahwa, meskipun surat ini pendek dan ayatnya sedikit, tapi maknanya mendalam. Seolah memberi nasihat pada kita penampakan yang sedikit, tidak menunjukkan rendahnya kedudukan. Demikian juga kita dalam beraktifitas kebaikan. Meskipun yang berjihad sedikit, yang berdakwah sedikit, yang datang halaqah sedikit, itu sama sekali tidak menunjukkan kerendahan. Bahkan justru kemuliaan. Karena itu, patut berhati-hati, ketika kita justru mengikuti yang kebanyakan . Karena sedikit yang jihad, jadi malas ikutan. Karena sedikit yang ngaji, jadi tidak semangat. Karena masjid sepi, jadi malas berjamaah. "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka...

Kemudahan Yang Menghancurkan

Allah azza wa jalla berfirman; Ø£َÙ„ْÙ‡َÙ‰ٰÙƒُÙ…ُ ٱلتَّÙƒَاثُرُ "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu," Ayat ini juga bisa ditadabburi bahwa kemudahan-kemudahan dalam hal duniawi itu melenakan. Bahkan menghancurkan. Kemudahan memakai gadget, ternyata bisa berujung pada perkembangan otak yang terhenti pada anak. Anak yang kebanyakan memakai gadget, volume otaknya lebih kecil 50cc, dibanding yang tidak. Demikian riset Prof. Kawashima dari Univ. Tohoku. Demikian juga kemudahan fasilitas online ada yang membuat orang jatuh pada maksiat riba (pinjol). Atau jatuh pada maksiat judi (judol). Termasuk juga kemudahan bermedsos yang membuat orang jatuh pada khalwat (berduaan laki perempuan non mahram). Maka, setiap yang beriman pada akhirat, perlu waspada dengan kemudahan-kemudahan yang muncul di dunia. Karena bisa jadi itu malah menggiringnya pada akhir yang buruk; timbangan amal yang ringan, hingga masuk neraka hawiyah. Adapun orang-orang beriman yang cerdas, akan memanfaatkan kemudahan t...

Jangan Lupakan Kebaikan Orang Lain

Dalam Surat Al-Zalzalah, Allah menegaskan bahwa setiap kebaikan walau kecil akan dibalas, dan setiap keburukan walau kecil pun akan dibalas. Hal ini Allah perkuat lagi di Surat setelahnya; Al-Adiyat. Tentang kuda perang, yang rela lari kencang sampai terengah-engah, bahkan memercikkan api, dan menembus ke jantung pertahanan musuh. Karena membalas kebaikan tuannya, yang telah memeliharanya. Adapun manusia, kata Allah, sering ingkar. Kalah oleh kuda. Kita hidup tidak sendiri, selalu ada orang yang berbuat baik pada kita. Guru yang mengajarkan kita membaca, saudara yang pernah meminjami kita uang ketika terdesak, memberikan kita makan ketika kelaparan, atau mendoakan kita dengan khusyu ketika kita sakit. Itu semua kebaikan, yang karena itulah kita ada dengan diri kita sekarang. Dan kebaikan yang paling tinggi, yang tidak boleh dilupakan adalah kebaikan orang tua. Maka jangan sampai kita mengecewakan mereka. Hidup semau kita, jarang membantu di rumah, dll. Khawatir kita terjerumus pada kat...

Al-Quran Memuliakan

Malam yang Al-Quran diturunkan waktu itu, naik derajat pada kemuliaan yang tak terbatas. Lebih Baik daripada 1000 bulan. Lebih baik artinya bisa angka berapa saja di atas 1000. Unlimited. Maka barang siapa yang membersamai Al-Quran, akan mendapatkan kemuliaan tersebut, di dunia maupun di akhirat. Al-Quran diturunkan sebagai Bayyinah (Petunjuk). Petunjuk untuk memisahkan mana; syarrul bariyyah (makhluk terburuk),  dan khairul bariyyah (makhluk terbaik). Karenanya, aqidah seorang muslim terhadap Al-Quran adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar. Bersama Al-Quran: kemuliaan unlimited → sebaik-baik makhluk Menjauh dari Al-Quran: terhinakan → seburuk-buruk makhluk. Semoga Allah menolong kita. #komitmentilawah #ngajisetiaphari

Bahaya Memaksa Anak Masuk Pondok

Namanya pemaksaan memang cenderung bahaya. Sama bahayanya dengan memaksa anak masuk sekolah biasa padahal dia pengen ke pondok. Namun anak bisa diarahkan. Jika memang orang tua sudah memiliki visi bahwa pendidikan karakter dan kemandirian dengan kurikulum 24 jam, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, adalah baik buat anak, maka anak bisa diarahkan. Kalau orang tua tidak mau mengarahkan kecenderungan anak, maka para tiktokers, youtubers, dan influencers akan dengan senang hati "mendidik dan mengarahkan" anak-anak kita (sebagai objek  cuan. ) Di antara cara orang tua mengarahkan anak adalah dengan membatasi "arahan" yang tidak terkontrol dari influencers di dunia maya. Buat kesepakatan pemakaian internet bersama anak. Apalagi ada riset yang membuktikan bahwa kebanyakan main internet bisa menghentikan perkembangan otak anak. Kedua, beri anak asupan yang membuatnya bersemangat ke pondok. Di antaranya bacaan-bacaan tentang pondok. Walhamdulillah, sudah b...