Gelap data.
Ibarat kondisi mati lampu, maka ucapan pertama seorang beriman adalah; astaghfirullah.
Dalam kondisi gelap, dan tidak punya ilmu, orang beriman akan lebih cenderung bersandar kepada Yang Maha Rahman.
Maka, di masa perhitungan suara pemilu, selain mereka yang diberi tugas khusus, lebih baik gelap data. Jadi lebih banyak berdzikir.
Info sepotong, info tidak resmi, info tidak final, berisiko mengalihkan jiwa dari dzikir. Kalau info itu bilang jagoan kita menang, maka berisiko jumawa. Kalau info itu bilang jagoan kita kalah, maka berisiko lisan menggerutu, bahkan putus asa.
Zaman informasi seperti sekarang, manusia memiliki godaan nafsu baru; nafsu menjadi pengamat dan penganalisa. Padahal info baru sepotong, tidak resmi, belum final pula. Apa manfaatnya menganalisa info yang sepotong, tidak resmi, dan belum final?
Orang-orang sibuk membicarakan? Bilang saja tidak tahu. Bukankah tidak tahu itu setengah dari ilmu?
Seandainya tidak sibuk kepo dan sibuk jadi penganalisa, niscaya orang beriman akan menjadi musabbihin dan mustaghfirin, orang yang banyak bertasbih dan beristighfar.
Ibarat Nabi Yunus ‘alaihissalam, yang berada dalam kegelapan perut Paus, beliau banyak berdzikir; Laa ilaaha illa Anta, subhaanaka innii kuntu minazh zhaalamiin.
Indahnya kegelapan, bagi orang-orang beriman.
Komentar
Posting Komentar