Allah ar Rahman berfirman:
{ إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ }
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu”
[QS At-Taubah: 36]
'Abdullah bin 'Abbas telah menjelaskan tafsir dari ayat diatas, beliau mengatakan:
أي فيهن كلهنَّ؛ ثم اختص منهنَّ أربعة فجعلهنَّ حرامًا وعظم حرماتهنَّ، وجعل الذنب فيهنَّ أعظم والعمل الصالح والأجر أعظم
"(Janganlah kalian menganiaya diri kalian) yakni pada seluruh bulan yang ada, kemudian dikhususkan dari bulan-bulan itu empat bulan yang Allah telah menjadikannya sebagai bulan-bulan haram, yang telah dilebihkan kedudukannya daripada bulan yang lain. Dan perbuatan dosa yang dilakukan didalamnya lebih besar dihadapan Allah, begitu juga amalan shalih yang dilakukan akan menghasilkan ganjaran yang lebih besar pula."
[Lathoiful Ma'arif hal.124]
Di antara amal sholih yang dilakukan al Mustofa shallallahu `alaihi wasallam adalah berpuasa;
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“ Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
[HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah].
Dan di antara tanggal Muharram yang paling khusus untuk puasa adalah tanggal 10 Muharram;
"....Puasa ’Asyura (10 Muharram) akan menghapus dosa setahun yang lalu.”
[HR. Muslim no. 1162].
Dan disunnahkan untuk memulainya dari tanggal 9 Muharram (tasu`a) untuk menyelisihi Yahudi dan Nashrani;
"Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.”
Nabi saw pun mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.”
Ibnu Abbas menjelaskan,
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.”
[HR. Muslim no. 1134]
Dan secara umum, dianjurkan untuk memperbanyak amal sholih di sepanjang Bulan Muharram, sesuai kandungan Ayat Allah di atas, khususnya di sepuluh hari pertamanya, sebagaimana praktik para salaf.
Abu Utsman an-Nahdi mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama:
(1) sepuluh hari terakhir dari Ramadhan,
(2) sepuluh hari pertama Dzulhijjah, dan
(3) sepuluh hari pertama Muharram”
[Lathoiful Ma`arif hal.80].
Wallahu a`lam
Komentar
Posting Komentar