Langsung ke konten utama

Perencanaan Keuangan Islami

Suatu ketika ada seseorang berada di tanah lapang, lalu ia mendengar suara dari dalam awan, "Siramlah kebun milik si Fulan."

Akhirnya awan itu menuju (suatu kebun) lalu menurunkan hujan disebuah tanah penuh bebatuan hitam. Tiba-tiba aliran airnya memuat seluruh air hujan itu. Tanpa diduga, ada seorang lelaki tengah berdiri di ladang miliknya yang tengah mengalirkan air dengan cangkulnya.

Ia kemudian bertanya kepada orang itu, "Wahai Hamba Allah! Siapa nama-Mu?" Orang itu menjawab, "Fulan." Persis seperti nama yang ia dengar dari awan.

Orang itu berbalik bertanya, "Wahai Hamba Allah! Mengapa engkau menanyakan namaku?" Ia menjawab, "Aku mendengar suara dari awan yang inilah airnya. Suara itu mengatakan, ‘Siramilah kebun milik si fulan,’ persis seperti namamu. Lantas apa gerangan (amal sholih) yang kau lakukan?"

Orang itu menjawab, "Karena kau menanyakan seperti itu (baiklah aku akan menjelaskan kepadamu). Aku menunggu hasil panen kebun ini, lalu aku sedekahkan sepertiganya, aku makan sepertiga lainnya bersama keluargaku, lalu aku gunakan sepertiganya untuk bercocok tanam lagi."

[Disadur dari hadits shahih riwayat Muslim, no.2984]

Di antara hikmah dalam kisah di atas:

1⃣ Melakukan perencanaan dalam keuangan termasuk perkara yang dianjurkan

2⃣ Perencanaan keuangan yang baik dan sesuai syariat akan berbuah keutamaan yang sangat besar di sisi Allah

3⃣ Anjuran membuat pos sedekah secara khusus dalam perencanaan keuangan

4⃣ Besarnya pos sedekah dalam perencanaan keuangan tidak akan membuat seseorang miskin, namun justru mengundang rezeki yang lebih baik

5⃣ Perencanaan keuangan Islami meliputi 3 sisi kehidupan manusia; sekarang (konsumsi), masa depan (investasi), dan akhirat (sedekah).

#Sedekah.Pahala.Besar
#Riba.Dosa.Besar
#Islamic.Finance.Yes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Wali Santri untuk Anak di Pondok

  (… sebutkan nama anak …)  اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ اللَّهُمّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ اللَّهُمّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبَهُ، وَنُوْرَ صَدْرَهُ، وَجَلاَءَ حُزْنَهُ، وَذَهَابَ هَمَّهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لَهُ شَأْنَهُ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْهُ إِلَى نَفْسِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Artinya: “Ya Allah rahmatilah (nama anak), Ya Allah pahamkanlah ia agama-Mu, dan ajarkanlah tafsir kepadanya (1), Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (2), Ya Allah jadikanlah Al-Quran hiburan di hatinya, cahaya di dadanya, penghapus kesedihannya, dan penghilang kegelisahannya (3), Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusan anakku, jangan serahkan kepada dirinya sendiri walau hanya sekejap mata (4). Ya Rabb, anugerahkanlah aku anak yang ...

PRINSIP TAISIR DALAM FIQIH MENURUT MANHAJ WASATH

Masjid Al Ghiffari IPB 8 Oktober 2017 Kajian rutin Ahad kedua Dr. Taufiq Hulaimi, Lc, MA Link rekaman video di youtube: #1: https://youtu.be/RAu9KP5ihq4 #2: https://youtu.be/ugKbRapphBI #3: https://youtu.be/bfbqMWPrKfM Prinsip pertama dalam manhaj al wasathiyah adalah at taysir. At taysir: *Fiqih dibuat mudah selama masih ada dalil yang mendukungnya.* Kebalikannya: At tasyaddud: Fiqih dibuat keras dan berat. AL WASATHIYAH Al Azhar Mesir mensosialisasikan prinsip al wasathiyah. *Al wasathiyah artinya di tengah.* Sesuatu yang terbaik. Wasathiyah kurang tepat jika diterjemahkan dengan kata 'moderat' tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai 'yang terbaik.' Manusia ada kecenderungan untuk menjadi terlalu keras atau terlalu cair. Islam tidak keduanya, tetapi di tengah. Dan biasanya *yang terbaik adalah yang di tengah.* Terlalu keras, segalanya tidak boleh, ekstrim kanan. Terlalu cair, segalanya boleh, ekstrim kiri. وَكَذَٰ...

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا...