Langsung ke konten utama

Rezeki Luar Biasa

Karakter rezeki yang luar biasa dituangkan Allah dalam satu ayatnya yang penuh makna.

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. An-Nisa': 32)

1⃣ JANGAN IRI

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain"

Fitrah manusia menyukai rezeki. Namun bila tidak dikelola, rasa suka ini bisa menjadi iri terhadap rezeki orang lain.

Iri terhadap rezeki orang lain merupakan tanda tidak ridho atas ketentuan Allah. Bahaya.

Iri terhadap rezeki orang lain hanya boleh terhadap orang yang rajin bersedekah; "seandainya aku memiliki harta seperti dia, aku akan bersedekah seperti dia".

2⃣ WAJIB USAHA

"Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan"

Islam mengajarkan umatnya, lelaki maupun perempuan, untuk berusaha, profesional (ibu rumah tangga pun harus profesional), ikhtiar sebaik-baiknya dalam menjemput rezeki.

Usaha adalah sebab datangnya rezeki, walaupun rezeki yang kita terima sering kali tidak terikat langsung dengan usaha yang kita lakukan.

Hajar berlelah-lelah bolak-balik antara Shofa dan Marwa, menjemput rezekinya yang ternyata muncul dari dekat kaki Ismail.

Apa sulitnya bagi Allah untuk langsung memberikan mereka air? Ternyata Allah ingin Hajar berusaha untuk menjemput rezekinya.

Padahal Hajar adalah wanita super sholihah, istri Nabi sekaligus ibu dari calon Nabi.

Bagi kita yang tidak semulia Hajar, lebih tidak layak berharap rezeki turun dari langit begitu saja.

3⃣ JANGAN LUPA ALLAH

"Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya"

Ini bagian yang luar biasa. Setelah Allah mengajarkan untuk berusaha dengan sebaik-baiknya, Dia menyuruh kita untuk berdoa.

Ini demi menguatkan iman, bahwa rezeki itu bukan serta merta murni usaha kita.

Bahwa rezeki itu, penentunya ada di tangan Allah, Ar-Razaq. Karena itu mintalah kepadaNya.

Tuhankan Allah, jangan tuhankan pekerjaan. Jangan tuhankan bos. Jangan tuhankan teman, uang, jaringan, apapun itu. Mintalah hanya kepadaNya.

Jangan karena pekerjaan meninggalkan sholat. Karena sibuk usaha tidak pernah ikut pengajian. Karena cinta harta tak mau meninggalkan riba. Jangan.

Hati-hati kafir karena rezeki. Ingkar bahwa Allah-lah Yang Maha Pemberi.

4⃣ SYUKURI APA ADANYA

"Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Setelah berusaha dan berdoa, maka rezeki yang kita terima sudah sesuai takaran. Takaran sesuai ilmu-Nya.

Jangan pernah protes dengan takaran rezeki-Nya. Jangan meragukan keadilan-Nya.

Sungguh, Allah Maha Tahu segala sesuatu, kitalah yang terbatas pengetahuannya.

Terimalah apapun rezeki kita dengan penuh rasa syukur karena itu sudah sesuai takaran kemahatahuan-Nya.

Allahul-musta`an
Semoga Allah menolong kita.

#AyoLebihBaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Wali Santri untuk Anak di Pondok

  (… sebutkan nama anak …)  اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ اللَّهُمّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ اللَّهُمّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبَهُ، وَنُوْرَ صَدْرَهُ، وَجَلاَءَ حُزْنَهُ، وَذَهَابَ هَمَّهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لَهُ شَأْنَهُ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْهُ إِلَى نَفْسِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Artinya: “Ya Allah rahmatilah (nama anak), Ya Allah pahamkanlah ia agama-Mu, dan ajarkanlah tafsir kepadanya (1), Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (2), Ya Allah jadikanlah Al-Quran hiburan di hatinya, cahaya di dadanya, penghapus kesedihannya, dan penghilang kegelisahannya (3), Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusan anakku, jangan serahkan kepada dirinya sendiri walau hanya sekejap mata (4). Ya Rabb, anugerahkanlah aku anak yang ...

PRINSIP TAISIR DALAM FIQIH MENURUT MANHAJ WASATH

Masjid Al Ghiffari IPB 8 Oktober 2017 Kajian rutin Ahad kedua Dr. Taufiq Hulaimi, Lc, MA Link rekaman video di youtube: #1: https://youtu.be/RAu9KP5ihq4 #2: https://youtu.be/ugKbRapphBI #3: https://youtu.be/bfbqMWPrKfM Prinsip pertama dalam manhaj al wasathiyah adalah at taysir. At taysir: *Fiqih dibuat mudah selama masih ada dalil yang mendukungnya.* Kebalikannya: At tasyaddud: Fiqih dibuat keras dan berat. AL WASATHIYAH Al Azhar Mesir mensosialisasikan prinsip al wasathiyah. *Al wasathiyah artinya di tengah.* Sesuatu yang terbaik. Wasathiyah kurang tepat jika diterjemahkan dengan kata 'moderat' tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai 'yang terbaik.' Manusia ada kecenderungan untuk menjadi terlalu keras atau terlalu cair. Islam tidak keduanya, tetapi di tengah. Dan biasanya *yang terbaik adalah yang di tengah.* Terlalu keras, segalanya tidak boleh, ekstrim kanan. Terlalu cair, segalanya boleh, ekstrim kiri. وَكَذَٰ...

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا...