[Seri Belajar Muamalah - 017]
Sangat menarik, ketika Syaikh Sayyid Sabiq mengawali pembahasan bab Jual Beli dalam kitabnya yang fenomenal; Fiqih Sunnah, dengan sebuah hadits yang berbunyi;
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Dengan menampilkan hadits ini di pembukaan, seolah-olah Asy-Syaikh ingin menanamkan pemahaman bahwa dalam bermuamalah harta itu yang utama adalah berkahnya.
Inilah pondasi awal mencari harta, yaitu mencari berkah.
Ketika pondasi dasar ini dipahami dengan baik, maka bahasan syariat muamalah selanjutnya akan lebih mudah diamalkan.
Ketika dibahas haramnya riba, maka akan mudah meninggalkannya. Karena mempertimbangkan berkah.
Ketika dibahas kerja harus jujur, maka akan mudah menolak sogokan dan dana tidak jelas. Karena yang dicari berkah.
Ketika menemukan dompet di jalan, maka tidak akan serta merta bilang "rejeki nih", karena yang dicari berkahnya.
Dan seterusnya, seseorang tidak akan mengakali transaksi muamalah untuk keuntungan pribadi, karena yang dicari berkahnya.
Rezeki itu pada dasarnya sudah ditetapkan untuk para hamba-Nya. Kita bisa mengambilnya dengan cara yang indah, sehingga berkah, atau mengambilnya dengan cara yang salah, sehingga hilang berkah.
أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat. Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia, dan perindahlah usaha kalian, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.”
(HR. Al-Baihaqi, shahih)
Ibarat seorang ibu yang pulang dari pasar membawa cemilan oleh-oleh untuk anaknya.
Sang anak bisa membantu ibunya dulu merapikan barang bawaan lalu memakan cemilan sambil berterima kasih.
Atau ia bisa juga langsung merebut cemilan yang ditenteng ibunya tanpa membantu, lalu makan sambil gerutu; "yaah, cuma ini doang".
Sama-sama dapat cemilan yang sama, tapi yang pertama itu cara penghuni surga, sedangkan yang kedua bukan.
Semoga Allah menolong kita.
Bandung,
H-56 Ramadhan 1441
Komentar
Posting Komentar