Langsung ke konten utama

Lebih Buruk dari Jatuh Miskin

🍃🍂🍁

Ramadhan adalah tamu istimewa kedatangannya membawa keberkahan kepada setiap orang yang dijumpainya. Karena kedatangannya syaitan dibelenggu, sehingga orang beriman merasa ringan beribadah.

Orang yang beriman yang tulus beribadah di bulan Ramadhan tetap dapat merasakan keberkahan yang ditinggalkan oleh bulan Ramadhan bahkan kesalehannya di bulan Ramadhan seolah terpateri di dalam jiwanya.

Namun kiranya perlu kita renungi fiman Allah di dalam surat An Nahl 92;

وَلا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا….

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat….”

Perumpamaan ini adalah menggambarkan kondisi sebagian kita, yang selama sebulan penuh dia shalat, puasa, shalat malam dengan khusyu’, menangis (karena mengingat kesalahannya), berdo’a, dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Selama sebulan penuh kita memintal kesalehan dan ketakwaan dalam diri kita.

Tetapi begitu selesai Ramadhan, ada sebagian dari kita mengurai kembali kain ketakwaan yang sudah ditenunnya.

Ketakwaanya cerai berai, kembali menjadi malas beribadah atau bahkan kembali melakukan maksiat.

Semoga kita tidak menjadi Ramadhaniyyun, orang yang hanya beribadah karena adanya bulan Ramadhan, tetapi termasuk Rabbaniyun, orang yang senantiasa beribadah kepada Allah yang tidak tergantung tempat dan waktu.

Seadainya kita termasuk “Ramadhaniyyun” hendaklah kita cepat beristighfar dan memohon kepada Allah kita diberikan tambahan hidayah agar kita dapat melakukan ketaatan sebagaimana yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

Orang yang sebelumnya taat, kemudian karena suatu dan lain hal ketaatannya menjadi hilang menurut Rasulullah saw keadaannya lebih buruk dari orang yang sebelumnya kaya kemudian jatuh miskin.

Rasulullah saw bersabda:
  
"Betapa buruknya seseorang jatuh miskin padahal sebelumnya ia kaya raya. Tetapi ada yang lebih buruk dari itu, yaitu seseorang yang kembali tersesat setelah mendapatkan hidayah"
(HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 138).

Kita berdoa agar kita istiqomah dalam ketaatan dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw:

💎 *للَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ*

Allahumma mushorrifal quluub shorrif  quluubanaa ‘ala tho’atik

"Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu"
(HR. Muslim no. 2654)

Ditulis di Pondok Kelapa, 3 Syawal 1441 H. pukul 22.56  WIB
Wallahu a’lam
Tabik
Mohammad Rosyad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Wali Santri untuk Anak di Pondok

  (… sebutkan nama anak …)  اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ اللَّهُمّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ اللَّهُمّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبَهُ، وَنُوْرَ صَدْرَهُ، وَجَلاَءَ حُزْنَهُ، وَذَهَابَ هَمَّهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لَهُ شَأْنَهُ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْهُ إِلَى نَفْسِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Artinya: “Ya Allah rahmatilah (nama anak), Ya Allah pahamkanlah ia agama-Mu, dan ajarkanlah tafsir kepadanya (1), Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (2), Ya Allah jadikanlah Al-Quran hiburan di hatinya, cahaya di dadanya, penghapus kesedihannya, dan penghilang kegelisahannya (3), Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusan anakku, jangan serahkan kepada dirinya sendiri walau hanya sekejap mata (4). Ya Rabb, anugerahkanlah aku anak yang ...

PRINSIP TAISIR DALAM FIQIH MENURUT MANHAJ WASATH

Masjid Al Ghiffari IPB 8 Oktober 2017 Kajian rutin Ahad kedua Dr. Taufiq Hulaimi, Lc, MA Link rekaman video di youtube: #1: https://youtu.be/RAu9KP5ihq4 #2: https://youtu.be/ugKbRapphBI #3: https://youtu.be/bfbqMWPrKfM Prinsip pertama dalam manhaj al wasathiyah adalah at taysir. At taysir: *Fiqih dibuat mudah selama masih ada dalil yang mendukungnya.* Kebalikannya: At tasyaddud: Fiqih dibuat keras dan berat. AL WASATHIYAH Al Azhar Mesir mensosialisasikan prinsip al wasathiyah. *Al wasathiyah artinya di tengah.* Sesuatu yang terbaik. Wasathiyah kurang tepat jika diterjemahkan dengan kata 'moderat' tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai 'yang terbaik.' Manusia ada kecenderungan untuk menjadi terlalu keras atau terlalu cair. Islam tidak keduanya, tetapi di tengah. Dan biasanya *yang terbaik adalah yang di tengah.* Terlalu keras, segalanya tidak boleh, ekstrim kanan. Terlalu cair, segalanya boleh, ekstrim kiri. وَكَذَٰ...

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا...