Langsung ke konten utama

Khutbah Singkat Idul Fitri 1442 H: Menghidupkan Takwa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Wallillaahil hamd

 

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin

 

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad
Wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad

 

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya:
"Wahai orang-orang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa". (QS. Al-Baqarah: 183).

 

Jamaah Shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,

Mari kita kuatkan takwa kita kepada Allah. Sebagaimana takwa adalah tanda bahwa kita berhasil mencapai tujuan dari perjalanan Ramadhan kita.

 

Ayat yang tadi dibacakan adalah ayat yang sering kita dengar di awal Ramadhan dahulu. Mari ingat kembali ayat tersebut di awal Hari Raya ini. Sebagai reminder bagi kita, bahwa kita adalah lulusan Ramadhan training course, training pengendalian hawa nafsu yang luar biasa. Semoga Allah menjadikan kita istiqomah terus ke depannya.

 

Di antara menu training yang juga tentunya juga telah kita lewati bersama adalah training mudah bersedekah. Mari lanjutkan karakter berbagi yang telah kita bentuk selama Ramadhan. Pandemi yang masih terus berlangsung, membutuhkan lebih banyak kepedulian dan kebersamaan. Inilah ladang amal yang masih terus terbentang, bahkan bernilai tinggi di sisi Allah azza wa jalla. 

 

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan bahwa; "Sungguh bersedekah itu mencegah kematian yang jelek, mencegah malapetaka (bala), sampai sedekah itu melindungi dari orang yang zalim. Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, 'Orang-orang dahulu memandang bahwa sedekah akan melindungi dari orang yang suka berbuat zalim.' Sedekah juga akan menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezeki, membuat gembira hati, serta menyebabkan hati yakin dan berbaik sangka kepada Allah."

 

Barakallaahu lii walakum

 

(Duduk antara dua khutbah)

 

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allahu akbar walillaahil hamd

 

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin

 

Allaahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad 

Wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad

 

Jamaah Shalat Idul Fitri yang dilindungi Allah,

Marilah kita terus bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kita mati, kecuali dalam keadaan Islam.

 

Di antara indikasi takwa yang disebutkan Al-Quran adalah "memelihara hubungan silaturahim". Sebagaimana firman Allah ta'ala dalam surat An-Nisa ayat 2;
"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim...".

 

Oleh karenanya mari jadikan momentum Hari Raya ini sebagai momentum silaturahim dengan keluarga besar, dengan keluarga dekat maupun keluarga jauh. Walaupun sedang tidak bisa mudik, masih ada video call, kirim hadiah, serta berbagai sarana lain yang bisa dimaksimalkan sebagai wujud silaturahim, sebagai indikasi ketakwaan kita. Ini juga merupakan salah satu keindahan Islam, bahwa takwa tidak hanya tentang hubungan dengan Allah, tapi juga hubungan dengan sesama manusia.

 

Mari tutup khutbah kita dengan permohonan kepada Allah Sang Penguasa;

Astaghfirullahal 'azhiim 3x

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dan dosa-dosa kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.

Ya Allah, dengan segala kerendahan hati, kami mohon kepada-Mu, angkatlah wabah ini, hilangkanlah bencana dari negeri kami dan negeri-negeri di bumi. Engkaulah Yang Maha Kuasa melindungi kami dari segala penyakit dan mara bahaya, tolong jaga kami ya Rabb.

Kabulkanlah permohonan kami Ya Allah, hanya Engkau-lah yang Maha Pengasih, Maha Mengabulkan Permohonan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

 

===

Sumber: http://asamuslim.id/berita/detail/khutbah-singkat-idul-fitri-1442-h-menghidupkan-takwa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...