Langsung ke konten utama

Atas Alasan Apa Anda Tidak Berpihak dan Membela Rakyat Palestina Melawan Zionis?




Itu cuma konflik antara Palestina dan Israel

Narasi seperti ini adalah narasi orang yg malas mendalami masalah, atau memang sudah kadung tak peduli. Permasalahan ini adalah masalah antara penjajah dan yang terjajah. Penjajah terus dgn arogansi dan kejahatannya, yang terjajah tidak mau tunduk dengan penjajah. 

Jangan ikut2an terprovokasi Islam radikal..

Hei you, pemerintah Indonesia sudah resmi kutuk kebiadaban zionis dan tuntut PBB utk ambil tindakan tegas, ketua2 ormas Islam sudah ikut kutuk pula, bahkan di negara2 Eropa dan AS,  orang2 non muslim sekalipun ikut mengutuknya, lalu anda masih angkat isu radikal radikul saja.

Apa yang dilakukan pejuang Palestina tak lain mewakili kewajiban kita kaum muslimin dimana saja, untuk berjihad membela kehormatan Masjidil Aqsha, negeri yang diberkahi. Membela Al Aqsha bukan kepentingan orang Palestina saja, bukan juga masalah dunia Arab saja. Tapi tanggungjawab muslim di seluruh dunia. 

Ini cuma gara2 HAMAS yg bikin keributan

Kebiadaban zionis terhadap bangsa Palestina sudah terjadi jauh sebelum Hamas ada. Jauh sebelumnya sudah terjadi beberapa kali peperangan dan kejahatan kaum zionis.

Perang terakhir ini pun pemicunya tak lain karena kejahatan kaum zionis yg terus merampas rumah2 warga Palestina dan menyerang kaum muslimin yg i'tikaf di masjidl Aqsha terus merembet hingga sekarang.

Yang dilakukan HAMAS hanya memberikan kesadaran, bahwa zionis tak cukup dihadapi dengan diplomasi, tapi juga dengan kekuatan senjata. Walau dengan itu dia diganjar label teroris oleh AS dan kacung2nya di beberapa negeri Islam. Tapi umat Islam umumnya tetap simpati kepada  HAMAS , kecuali mereka yg dengki. Bahkan dlm peperangan kali ini, semua faksi dan warga Palestina sepakat bahwa perlawanan bersenjata merupakan pilihan tepat. 

Gara2 perang banyak warga Palestina yang terbunuh.

Siapapun sedih lihat fenomena ini. Tapi inilah harga perjuangan. InsyaAllah mereka mendapat derajat para syuhada.

Sejarah perjuangan kemerdekaan negara kita yang merenggut jutaan nyawa rakyat Indonesia, seharusnya membuat kita mudah memotret dan menyikapi apa yang terjadi di Palestina. Tapi memang di setiap masa perjuangan selalu ada pengkhianat yang lebih memihak penjajah daripada yg terjajah.

Negeri kita banyak permasalahan, Palestina jauh dari kita.

Justeru kalau kita peduli dengan yang jauh, maka dengan yang dekat kita akan lebih peduli. Fakta menunjukkan bahwa mereka yang peduli dengan berbagai nasib orang2 tertindas walau jauh, adalah juga mereka yang terdepan saat saudara2nya setanah air menderita. Karunia dan Rahmat Allah amat luas. Adapun yang hanya mencibir mereka yang peduli sauadara2nya yang jauh, umumnya mereka tak tampak batang hidungnya menolong saudara2nya yg dekat. 

Bukankah ketika kita sedang alami musibah, lalu ada saudara kita dari berbagai belahan negeri membantu dan mensupport kita, maka hal itu akan menguatkan kita? Apalagi mereka adalah saudara kita seiman.

Penduduk Palestina manhajnya tidak benar, karenanya perjuangannya sia2 dan tak bakal menang.

Ini menurut saya pandangan yg paling degil. Bukan saja dia tercela karena tak bersikap jelas, malah memvonis saudara2nya dlm kesesatan. Kalau tetanggamu sedang sedang tertimpa musibah akankah kau tanya dahulu apa manhajnya sebelum berikan pertolongan? Diskusi soal manhaj, pasti panjang lebar. Setidaknya, kalaupun menurut kalian manhajnya tidak benar, pakailah nurani kemanusiaan kalian. Saya khawatir, inipun tak kalian miliki. 

Soal perjuangan, bukan soal kalah memang, tapi komimen dan Istiqomah. Kalah dan terbunuh dalam menjaga komitmen jauh lebih mulia daripada mendapat kedudukan tinggi dan kemewahan dunia tapi berkhianat tinggalkan medan perjuangan. 

Para nabi pun ada yg terbunuh dalam perjuangannya. Solahuddin Al Ayyubi dan Muhammad Al Fatih, aqidahnya Asy'ari yg menurut kalian sesat, toh meraih kemenangan.

Maka, segera tetapkan posisi anda, nyatakan dengan jelas opini Anda. Jangan sok ingin bersikap netral, ini bukan tempatnya. Apalagi berpihak kepada kaum zionis, baik terang2an ataupun malu2...

Tulisan Ustadz Abdullah Haidir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...