Saat itu, Musa 'alaihissalam sedang berada di salah satu titik terendahnya sebelum beliau diangkat menjadi nabi.
Beliau baru saja membunuh seseorang dengan tidak sengaja. Sedang menjadi buronan penguasa. Hidup tanpa rumah dan tanpa keluarga, dalam pelariannya.
Hingga sampailah pelariannya di wilayah Madyan. Setelah menolong 2 orang perempuan mengambil air minum ternak, Musa 'alaihissalam pun berdoa;
رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku benar-benar membutuhkan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku"
(QS. Al-Qashash: 24)
Tidak pakai lama, Allah pun mengabulkan doa tersebut, dengan datangnya perempuan yang ditolong sebelumnya, menyampaikan bahwa ayahnya ingin berterima kasih.
Ternyata sang ayah adalah Nabi Syua'ib 'alaihissalam. Tidak tanggung-tanggung, Nabi Syu'aib 'alaihissalam menawarkan putrinya kepada Musa 'alaihissalam, sekaligus tawaran untuk bekerja padanya.
Kondisi Musa 'alaihissalam langsung berubah 180 derajat; dari buronan tanpa harta dan keluarga, menjadi menantu sekaligus pegawai dari manusia mulia; Nabi Syu'aib 'alaihissalam.
Doa yang dipanjatkan Nabi Musa 'alaihissalam seolah mengajarkan; barang siapa yang benar-benar jujur merasa faqir di hadapan Allah, maka Allah akan cukupi kebutuhannya, dengan kuasa-Nya. Keumuman lafazh doa ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya untuk pekerjaan dan jodoh, tapi semua jenis kebutuhan kita.
Robbii innii limaa anzalta ilayya min khoirin faqiiir
Beliau baru saja membunuh seseorang dengan tidak sengaja. Sedang menjadi buronan penguasa. Hidup tanpa rumah dan tanpa keluarga, dalam pelariannya.
Hingga sampailah pelariannya di wilayah Madyan. Setelah menolong 2 orang perempuan mengambil air minum ternak, Musa 'alaihissalam pun berdoa;
رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku benar-benar membutuhkan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku"
(QS. Al-Qashash: 24)
Tidak pakai lama, Allah pun mengabulkan doa tersebut, dengan datangnya perempuan yang ditolong sebelumnya, menyampaikan bahwa ayahnya ingin berterima kasih.
Ternyata sang ayah adalah Nabi Syua'ib 'alaihissalam. Tidak tanggung-tanggung, Nabi Syu'aib 'alaihissalam menawarkan putrinya kepada Musa 'alaihissalam, sekaligus tawaran untuk bekerja padanya.
Kondisi Musa 'alaihissalam langsung berubah 180 derajat; dari buronan tanpa harta dan keluarga, menjadi menantu sekaligus pegawai dari manusia mulia; Nabi Syu'aib 'alaihissalam.
Doa yang dipanjatkan Nabi Musa 'alaihissalam seolah mengajarkan; barang siapa yang benar-benar jujur merasa faqir di hadapan Allah, maka Allah akan cukupi kebutuhannya, dengan kuasa-Nya. Keumuman lafazh doa ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya untuk pekerjaan dan jodoh, tapi semua jenis kebutuhan kita.
Robbii innii limaa anzalta ilayya min khoirin faqiiir
Komentar
Posting Komentar