Istiqomah untuk Da’wah
Menunjukkan identitas sebagai Muslim bukan hal yang mudah. Tetapi, sekali menunjukkan keteguhan hati dengan cara yang baik, orang Jepang akan menghormatinya. Dan sekali meremehkan masalah keyakinan, sulit membangunnya kembali.
Dilemma yang sering dihadapi para mahasiswa baru di Jepang adalah bagaimana cara menghindari tawaran bir dalam pesta perkenalan dengan profesornya. Banyak orang yang menolaknya dengan baik sambil menjelaskan bahwa dirinya Muslim yang dilarang minum minuman keras. Biasanya orang Jepang segera menghargainya dan segera memesankan juice. Saat pertama bertemu itulah menunjukkan kebaikan yang luar biasa. Tetapi, banyak pula yang mengorbankan keyakinan hanya demi pergaulan, mereka merasa tabu menolak tradisi Jepang dan takut hubungan baik dengan profesornya akan rusak karena penolakannya.
Menurut pengalaman teman-teman yang berani menjaga keyakinannya, faktor utama untuk menjaga pergaulan yang baik dengan profesornya adalah kesungguhan bekerja menurut arahannya, bukan faktor kedekatan dalam pesta minum-minum. Bahkan, tak jarang teman-teman Jepang menghargai keyakinan mereka dengan menanyakan terlebih dahulu makanan apa yang akan mereka pesan yang tidak dilarang menurut Islam. Dan tak jarang pula, karena tertarik pada keteguhan mereka, teman-teman Jepangnya malah tertarik mengetahui latar belakang keyakinannya. Dengan cara ini, secara tidak langsung mereka menjelaskan ajaran Islam kepada teman-teman Jepang dan profesornya.
----
Dikutip dari pengalaman pribadi mahasiswa muslim di Jepang. Selengkapnya di:
https://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/04/19/catatan-pengembaraan-di-jepang/
Menunjukkan identitas sebagai Muslim bukan hal yang mudah. Tetapi, sekali menunjukkan keteguhan hati dengan cara yang baik, orang Jepang akan menghormatinya. Dan sekali meremehkan masalah keyakinan, sulit membangunnya kembali.
Dilemma yang sering dihadapi para mahasiswa baru di Jepang adalah bagaimana cara menghindari tawaran bir dalam pesta perkenalan dengan profesornya. Banyak orang yang menolaknya dengan baik sambil menjelaskan bahwa dirinya Muslim yang dilarang minum minuman keras. Biasanya orang Jepang segera menghargainya dan segera memesankan juice. Saat pertama bertemu itulah menunjukkan kebaikan yang luar biasa. Tetapi, banyak pula yang mengorbankan keyakinan hanya demi pergaulan, mereka merasa tabu menolak tradisi Jepang dan takut hubungan baik dengan profesornya akan rusak karena penolakannya.
Menurut pengalaman teman-teman yang berani menjaga keyakinannya, faktor utama untuk menjaga pergaulan yang baik dengan profesornya adalah kesungguhan bekerja menurut arahannya, bukan faktor kedekatan dalam pesta minum-minum. Bahkan, tak jarang teman-teman Jepang menghargai keyakinan mereka dengan menanyakan terlebih dahulu makanan apa yang akan mereka pesan yang tidak dilarang menurut Islam. Dan tak jarang pula, karena tertarik pada keteguhan mereka, teman-teman Jepangnya malah tertarik mengetahui latar belakang keyakinannya. Dengan cara ini, secara tidak langsung mereka menjelaskan ajaran Islam kepada teman-teman Jepang dan profesornya.
----
Dikutip dari pengalaman pribadi mahasiswa muslim di Jepang. Selengkapnya di:
https://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/04/19/catatan-pengembaraan-di-jepang/
Komentar
Posting Komentar