Allah ta`ala berfirman:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka *kekuatan apa saja* yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
(Surat Al-Anfal: 60)
Sikap kita dalam kehidupan, menentukan di mana posisi kita.
Loyalitas kita menunjukkan di kelompok mana kita berada.
Semakin tinggi simpati dan dukungan kita dalam sebuah komunitas, maka setinggi itu pula kedudukan kita dalam komunitas tersebut.
Jika sikap kita, loyalitas kita, simpati dan dukungan kita sangat kuat terhadap para mujahid, maka itu tanda kita satu grup dengan mereka; grup mujahid.
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Barangsiapa yang membantu perlengkapan orang yang berjihad di jalan Allah maka sungguh dia juga telah ikut berjihad, dan barangsiapa yang membantu keluarga seorang yang berjihad di jalan Allah dengan suatu kebaikan maka dia juga telah ikut berjihad.”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Bagaimanakah pahala jihad itu?
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Wahai Rasulullah, Amalan apakah yang (pahalanya) sebanding dengan Jihad fi Sabilillah?” beliau menjawab, "Kalian tidak akan sanggup mengerjakannya."
Mereka (para sahabat) mengulangi pertanyaan tersebut dua atau tiga kali, dan jawaban beliau atas setiap pertanyaan itu sama, "Kalian tidak akan sanggup mengerjakannya." Kemudian setelah yang ketiga beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللَّهِ لَا يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى
"Perumpamaan seorang mujahid fi sabilillah adalah *seperti orang yang berpuasa yang mendirikan shalat lagi lama membaca ayat-ayat Allah. Dan dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya, sehingga seorang mujahid fi sabilillah ta’ala pulang.*"
[Muttafaq 'Alaih]
Menyikapi pertentangan yang keras musuh2 Islam di sebagian belahan bumi, sebagai muslim kita dapat mengambil sikap: mendukung umat Islam dengan apa yang kita bisa, atau tidak mendukungnya.
Boikot produk musuh Islam adalah salah satu cara dukungan yang cukup efektif di era sekarang.
Boikot menunjukkan dukungan kita terhadap perjuangan saudara kita, sekaligus menunjukkan kebencian kita terhadap kemungkaran yang terjadi.
Rasulullah shallallahu`alayhi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman."
[HR. Muslim]
*Siapa yang harus kita boikot?*
Dalam kasus palestina, dianjurkan untuk merujuk ke inminds.co.uk.
Di situs tersebut telah dicantumkan perusahaan2 yang secara langsung mendukung zionis israel (bukan hny krn perusahaan amerika dll, tp memang perusahaan yg lgsg mendukung israel).
Adapun tuk dalam negeri, silahkan merujuk ke info2 dari komunitas Islam terpercaya.
*Kalau mau boikot, harus boikot semua dong?*
Kaidah fiqih:
ما لا يدرك كله لا يترك كله
"Apa-apa yang tidak bisa dikerjakan semuanya, jangan ditinggalkan semuanya"
Jika tidak ada produk pengganti, atau ada pertimbangan lain yang lebih manfaat, maka kita tinggalkan semampu kita. Logis.
Jangan kita ikut2an kelompok yang sinis thd pejuang boikot dg berkata; "ga usah sok boikot, tuh masih pake hape, laptop, f*ceb**k, dll"
Islam mengajarkan kita logis, bukan sinis.
*Boikot jadi mengharamkan sesuatu yang halal dong?*
Mengharamkan sesuatu yang halal termasuk dusta atas nama Allah dan diancam dengan keras dalam Al Quran.
Tapi boikot bukan mengharamkan hal yang halal. Boikot hanya masalah sikap. Masalah selera. Masalah kesukaan.
Saya ga selera dg produk A. Saya ga suka dg belanja di toko B.
Apa masalahnya kalau kita tidak suka membeli di warung C yang pemiliknya pelacur atau germo misalnya?
Terserah kita, dan alasan seorang muslim pasti logis.
Mari tunjukkan posisi kita. Mari kuatkan sikap kita. Jika belum bisa melakukan hal besar, mulailah dari hal kecil. Sering kali, kita tidak tahu amalan mana yang justru mengantarkan kita ke tempat tertinggi di surgaNya.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula
(Surat Az-Zalzalah: 7- 8)
Wallahul musta`an
Komentar
Posting Komentar