Langsung ke konten utama

Pendidikan Anak ala Ibrahim as (Bag. 2)

Ternyata, Ibrahim as termasuk ayah yang jarang hadir dalam time line hidup anaknya; Ismail as.

Sejarah mencatat, setelah meninggalkan Ismail yang masih bayi di gurun Mekkah, Ibrahim as kembali ke Palestina untuk melanjutkan tugas dakwahnya.

Tidak adanya mobil, kereta apalagi pesawat pada masa itu, membuat Ibrahim as tidak mudah untuk bolak balik menengok perkembangan buah hatinya.

Ulama menjelaskan bahwa Ibrahim as baru menengok Ismail lagi ketika dia sudah mulai baligh, dan saat itulah terjadi peristiwa fenomenal penyembelihan yang kita teladani sampai sekarang. Setelah itu, Ibrahim as kembali pada pekerjaannya di Palestina.

Total, sebagian ulama menjelaskan, Ibrahim as hanya 4 kali ke Mekkah sepanjang time line hidup Ismail as.

Pertanyaannya, bagaimana bisa, kehadiran Ayah yang jarang-jarang seperti itu membentuk anak sholih seperti Ismail? Bahkan menjadikan Ismail as sebagai founding father peradaban arab yang menjadi pilihan Allah untuk menurunkan rahmatan lil `alamin`?

Ulama menjawab, peran Ibunda Hajar, yang begitu baik membersamai sang anak memang tidak bisa dikesampingkan. Namun, di antara kunci terbesar kesholihan Ismail as adalah: kesholihan Sang Ayah yang luar biasa.

Para ulama berdalil dengan firman Allah swt:

إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ ۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ

"Sesungguhnya waliku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia menjadi wali orang-orang yang saleh."

(QS. Al-A'raf: 196)

Ketika seorang Ayah, istiqomah dalam kesholihan saat harus meninggalkan keluarganya, maka Allah akan menjadi Wali bagi urusan keluarganya, Wali bagi pendidikan anak-anaknya.

Inilah di antara pendidikan anak ala Ibrahim as: kesholihan Ayah.

Sebagian ulama salaf berkata:

إِنِّيْ  َلأَعْصِي اللَّهَ فَأَعْرِفُ ذَلِكَ فِي خُلُقِ امْرَأَتِيْ وَدَابَّتِيْ

"Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, maka aku mengetahuinya dari perilaku buruk istriku dan hewan tungganganku."

Maksudnya adalah; dosa-dosa mereka bahkan, telah membuat hewan tunggangan yang fitrahnya patuh pada tuannya pun sulit dikendalikan.

Ini adalah sindiran keras bagi para Ayah, untuk menjaga kesholihan mereka, ketika mereka sedang tidak hadir dalam time line keluarganya.

Jagalah sholat jamaah ketika bekerja, usahakan mengaji di sela waktu istirahat, jangan mata keranjang mentang-mentang tidak ada istri, apalagi dugem sebagai alasan pelepas lelah, dst.

Jagalah syariat Allah ketika keluar rumah, maka Allah akan menjaga keluarga kita di rumah.

Maka pikirkanlah apa pendapatmu, wahai para Ayah!

===
Hikmah dari Kuliah Shubuh Masjid Baitussalaam, Bogor Raya Permai
29 Dzulqa`dah 1439 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Wali Santri untuk Anak di Pondok

  (… sebutkan nama anak …)  اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ اللَّهُمّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ اللَّهُمّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبَهُ، وَنُوْرَ صَدْرَهُ، وَجَلاَءَ حُزْنَهُ، وَذَهَابَ هَمَّهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لَهُ شَأْنَهُ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْهُ إِلَى نَفْسِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Artinya: “Ya Allah rahmatilah (nama anak), Ya Allah pahamkanlah ia agama-Mu, dan ajarkanlah tafsir kepadanya (1), Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (2), Ya Allah jadikanlah Al-Quran hiburan di hatinya, cahaya di dadanya, penghapus kesedihannya, dan penghilang kegelisahannya (3), Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusan anakku, jangan serahkan kepada dirinya sendiri walau hanya sekejap mata (4). Ya Rabb, anugerahkanlah aku anak yang ...

PRINSIP TAISIR DALAM FIQIH MENURUT MANHAJ WASATH

Masjid Al Ghiffari IPB 8 Oktober 2017 Kajian rutin Ahad kedua Dr. Taufiq Hulaimi, Lc, MA Link rekaman video di youtube: #1: https://youtu.be/RAu9KP5ihq4 #2: https://youtu.be/ugKbRapphBI #3: https://youtu.be/bfbqMWPrKfM Prinsip pertama dalam manhaj al wasathiyah adalah at taysir. At taysir: *Fiqih dibuat mudah selama masih ada dalil yang mendukungnya.* Kebalikannya: At tasyaddud: Fiqih dibuat keras dan berat. AL WASATHIYAH Al Azhar Mesir mensosialisasikan prinsip al wasathiyah. *Al wasathiyah artinya di tengah.* Sesuatu yang terbaik. Wasathiyah kurang tepat jika diterjemahkan dengan kata 'moderat' tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai 'yang terbaik.' Manusia ada kecenderungan untuk menjadi terlalu keras atau terlalu cair. Islam tidak keduanya, tetapi di tengah. Dan biasanya *yang terbaik adalah yang di tengah.* Terlalu keras, segalanya tidak boleh, ekstrim kanan. Terlalu cair, segalanya boleh, ekstrim kiri. وَكَذَٰ...

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا...