Ternyata, Ibrahim as termasuk ayah yang jarang hadir dalam time line hidup anaknya; Ismail as.
Sejarah mencatat, setelah meninggalkan Ismail yang masih bayi di gurun Mekkah, Ibrahim as kembali ke Palestina untuk melanjutkan tugas dakwahnya.
Tidak adanya mobil, kereta apalagi pesawat pada masa itu, membuat Ibrahim as tidak mudah untuk bolak balik menengok perkembangan buah hatinya.
Ulama menjelaskan bahwa Ibrahim as baru menengok Ismail lagi ketika dia sudah mulai baligh, dan saat itulah terjadi peristiwa fenomenal penyembelihan yang kita teladani sampai sekarang. Setelah itu, Ibrahim as kembali pada pekerjaannya di Palestina.
Total, sebagian ulama menjelaskan, Ibrahim as hanya 4 kali ke Mekkah sepanjang time line hidup Ismail as.
Pertanyaannya, bagaimana bisa, kehadiran Ayah yang jarang-jarang seperti itu membentuk anak sholih seperti Ismail? Bahkan menjadikan Ismail as sebagai founding father peradaban arab yang menjadi pilihan Allah untuk menurunkan rahmatan lil `alamin`?
Ulama menjawab, peran Ibunda Hajar, yang begitu baik membersamai sang anak memang tidak bisa dikesampingkan. Namun, di antara kunci terbesar kesholihan Ismail as adalah: kesholihan Sang Ayah yang luar biasa.
Para ulama berdalil dengan firman Allah swt:
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ ۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ
"Sesungguhnya waliku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia menjadi wali orang-orang yang saleh."
(QS. Al-A'raf: 196)
Ketika seorang Ayah, istiqomah dalam kesholihan saat harus meninggalkan keluarganya, maka Allah akan menjadi Wali bagi urusan keluarganya, Wali bagi pendidikan anak-anaknya.
Inilah di antara pendidikan anak ala Ibrahim as: kesholihan Ayah.
Sebagian ulama salaf berkata:
إِنِّيْ َلأَعْصِي اللَّهَ فَأَعْرِفُ ذَلِكَ فِي خُلُقِ امْرَأَتِيْ وَدَابَّتِيْ
"Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, maka aku mengetahuinya dari perilaku buruk istriku dan hewan tungganganku."
Maksudnya adalah; dosa-dosa mereka bahkan, telah membuat hewan tunggangan yang fitrahnya patuh pada tuannya pun sulit dikendalikan.
Ini adalah sindiran keras bagi para Ayah, untuk menjaga kesholihan mereka, ketika mereka sedang tidak hadir dalam time line keluarganya.
Jagalah sholat jamaah ketika bekerja, usahakan mengaji di sela waktu istirahat, jangan mata keranjang mentang-mentang tidak ada istri, apalagi dugem sebagai alasan pelepas lelah, dst.
Jagalah syariat Allah ketika keluar rumah, maka Allah akan menjaga keluarga kita di rumah.
Maka pikirkanlah apa pendapatmu, wahai para Ayah!
===
Hikmah dari Kuliah Shubuh Masjid Baitussalaam, Bogor Raya Permai
29 Dzulqa`dah 1439 H
Komentar
Posting Komentar