Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita.
Di antara amalan pemupuk cinta adalah;
1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya
Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu.
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
(al Baqarah 121)
Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya.
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."
(Shaad: 29)
2. Menyempurnakan yang wajib dengan hiasan-hiasan sunnah
Untuk meraih cinta, maka seorang pencinta akan melakukan sesuatu yang lebih, menambahkan hal-hal yang mengindahkan dan menyempurnakan.
Ibarat memberikan hadiah, maka kotaknya dibaguskan, bungkusnya diindahkan, dan terkadang pita dihiaskan
Sholat lima waktu itu wajib, dan ada sholat-sholat sunnah yang akan menyempurnakan.
Puasa Ramadhan itu wajib, dan ada puasa-puasa sunnah yang akan mengindahkan.
Zakat itu wajib, dan ada sedekah-sedekah sunnah yang akan menghiaskan.
"...Dan tidak ada satu ibadah pun yang dilakukan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku, yang lebih aku cintai daripada ibadah yang telah Aku wajibkan kepadanya, sementara dia masih saja mendekatkan diri kepadaku dengan perkara-perkara sunnah sampai Aku mencintainya..." (Hadits qudsi riwayat Bukhori)
3. Sering bersama dengan para pencinta
Keshalihan itu menular. Meskipun terkadang kita tidak mengikuti perbuatan shalih teman kita.
"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya...." (HR. Bukhori dan Muslim)
Kebersamaan dalam keshalihan itu menurunkan sakinah, dan dibanggakan nama pelakunya oleh Sang Maha Pecinta di atas sana.
"Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan berdzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka sakinah (ketenangan), dan Allah sebut mereka di hadapan para malaikat-Nya" (HR. Muslim)
Itulah sebagian di antara pupuk-pupuk mahabbatullah.
Lalu, apakah tanda-tanda mahabbatullah?
Di antara sebagian tanda-tanda mahabbatullah adalah;
1. Sering teringat-ingat (Katsrotudz-Dzikri)
Di antara tanda cinta yang terbesar adalah seringnya kita teringat akan apa yang kita cintai.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
(Al Anfal: 2)
2. Terkagum-kagum (Al-I'jaab)
Kewajaran dalam cinta adalah mengagumi apa yang dicintainya. Maka di antara tanda kita mencintaiNya adalah kekaguman kita pada kehebatan-Nya. Maka lisan akan senantiasa memujiNya.
سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
(Al Fatihah)
Kalimat ini bermakna: “Aku memulai bacaanku ini seraya memohon berkah dengan menyebut seluruh nama Allah.” (Taisir al Lathif al Mannan)
Karena mengagumiNya maka kita memohon keberkahannya. Maka di antara adab islami adalah memulai pekerjaan-pekerjaan baik dengan lafal basmalah.
3. Ridho (ar-Ridho)
Seorang pencinta, maka ia ridho, merasa cukup dan puas dengan kehendak siapa yang dicintainya.
"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)."
(at Taubah ; 59)
4. Berkorban (at-Tadhhiyyah)
Mudah bagi seorang pencinta, untuk berkorban demi apa-apa yang dicintainya.
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."
(al Baqarah 207)
5. Harap dan Takut (ar-Raja' wal Khauf)
Cinta itu, antara harap dan takut. Berharap pada kasih sayang dari apa yang dicintainya, sekaligus takut akan murka darinya..
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami."
(al Anbiya 90)
6. Taat (ath-Tho'ah)
Tidaklah disebut mencintai, jika seseorang tidak mentaati apa yang diinginkan kekasihnya.
"Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi kasih sayang".
('Ali Imran 132)
Demikianlah pupuk cinta dan tanda-tanda cinta. Dan hanya kepadaNya-lah kita memohon agar cinta itu tumbuh di dalam hati.
Mahabbah berasal dari kata "habbah" yang berarti benih-benih/biji yang jatuh ke bumi di padang pasir. Mahabbah dikatakan berasal dari kata itu karena dia merupakan sumber kehidupan. Sebagaimana benih itu tersebar di gurun pasir, tersembunyi di dalam tanah, dihujani oleh terpaan angin, hujan dan sengatan matahari, disapu oleh cuaca panas dan dingin, benih-benih itu tidak rusak oleh perubahan musim, namun justru tumbuh berakar, berbunga dan berbuah. Demikian halnya cinta sejati, tak lapuk dengan sengatan mentari dan guyuran hujan, tak lekang oleh perubahan musim dan tak hancur berantakan oleh terpaan angin. (Kasyful Mahjub)
اللهم إني أسألك حبك، وحب من يحبك، والعمل الذي يبلغني حبك،
Allahumma inni as-aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wal-'amalalladzi yuballighuni hubbaka.
"Ya Allah, aku memohon kepadaMu cinta-Mu, dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan amal-amal yang mengantarkanku pada cinta-Mu"
(HR. at-Tirmidzi)
Wallahul musta'an
Wallahu a'lam bish showab
Di antara amalan pemupuk cinta adalah;
1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya
Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu.
الَّذِينَ
آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ
يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
(al Baqarah 121)
Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."
(Shaad: 29)
2. Menyempurnakan yang wajib dengan hiasan-hiasan sunnah
Untuk meraih cinta, maka seorang pencinta akan melakukan sesuatu yang lebih, menambahkan hal-hal yang mengindahkan dan menyempurnakan.
Ibarat memberikan hadiah, maka kotaknya dibaguskan, bungkusnya diindahkan, dan terkadang pita dihiaskan
Sholat lima waktu itu wajib, dan ada sholat-sholat sunnah yang akan menyempurnakan.
Puasa Ramadhan itu wajib, dan ada puasa-puasa sunnah yang akan mengindahkan.
Zakat itu wajib, dan ada sedekah-sedekah sunnah yang akan menghiaskan.
"...Dan tidak ada satu ibadah pun yang dilakukan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku, yang lebih aku cintai daripada ibadah yang telah Aku wajibkan kepadanya, sementara dia masih saja mendekatkan diri kepadaku dengan perkara-perkara sunnah sampai Aku mencintainya..." (Hadits qudsi riwayat Bukhori)
3. Sering bersama dengan para pencinta
Keshalihan itu menular. Meskipun terkadang kita tidak mengikuti perbuatan shalih teman kita.
"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya...." (HR. Bukhori dan Muslim)
Kebersamaan dalam keshalihan itu menurunkan sakinah, dan dibanggakan nama pelakunya oleh Sang Maha Pecinta di atas sana.
"Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan berdzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka sakinah (ketenangan), dan Allah sebut mereka di hadapan para malaikat-Nya" (HR. Muslim)
Itulah sebagian di antara pupuk-pupuk mahabbatullah.
Lalu, apakah tanda-tanda mahabbatullah?
Di antara sebagian tanda-tanda mahabbatullah adalah;
1. Sering teringat-ingat (Katsrotudz-Dzikri)
Di antara tanda cinta yang terbesar adalah seringnya kita teringat akan apa yang kita cintai.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
(Al Anfal: 2)
2. Terkagum-kagum (Al-I'jaab)
Kewajaran dalam cinta adalah mengagumi apa yang dicintainya. Maka di antara tanda kita mencintaiNya adalah kekaguman kita pada kehebatan-Nya. Maka lisan akan senantiasa memujiNya.
سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
(Al Fatihah)
Kalimat ini bermakna: “Aku memulai bacaanku ini seraya memohon berkah dengan menyebut seluruh nama Allah.” (Taisir al Lathif al Mannan)
Karena mengagumiNya maka kita memohon keberkahannya. Maka di antara adab islami adalah memulai pekerjaan-pekerjaan baik dengan lafal basmalah.
3. Ridho (ar-Ridho)
Seorang pencinta, maka ia ridho, merasa cukup dan puas dengan kehendak siapa yang dicintainya.
وَلَوْ
أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا
اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى
اللَّهِ رَاغِبُونَ
"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)."
(at Taubah ; 59)
4. Berkorban (at-Tadhhiyyah)
Mudah bagi seorang pencinta, untuk berkorban demi apa-apa yang dicintainya.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."
(al Baqarah 207)
5. Harap dan Takut (ar-Raja' wal Khauf)
Cinta itu, antara harap dan takut. Berharap pada kasih sayang dari apa yang dicintainya, sekaligus takut akan murka darinya..
إِنَّهُمْ
كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ
وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami."
(al Anbiya 90)
6. Taat (ath-Tho'ah)
Tidaklah disebut mencintai, jika seseorang tidak mentaati apa yang diinginkan kekasihnya.
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi kasih sayang".
('Ali Imran 132)
Demikianlah pupuk cinta dan tanda-tanda cinta. Dan hanya kepadaNya-lah kita memohon agar cinta itu tumbuh di dalam hati.
Mahabbah berasal dari kata "habbah" yang berarti benih-benih/biji yang jatuh ke bumi di padang pasir. Mahabbah dikatakan berasal dari kata itu karena dia merupakan sumber kehidupan. Sebagaimana benih itu tersebar di gurun pasir, tersembunyi di dalam tanah, dihujani oleh terpaan angin, hujan dan sengatan matahari, disapu oleh cuaca panas dan dingin, benih-benih itu tidak rusak oleh perubahan musim, namun justru tumbuh berakar, berbunga dan berbuah. Demikian halnya cinta sejati, tak lapuk dengan sengatan mentari dan guyuran hujan, tak lekang oleh perubahan musim dan tak hancur berantakan oleh terpaan angin. (Kasyful Mahjub)
اللهم إني أسألك حبك، وحب من يحبك، والعمل الذي يبلغني حبك،
Allahumma inni as-aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wal-'amalalladzi yuballighuni hubbaka.
"Ya Allah, aku memohon kepadaMu cinta-Mu, dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan amal-amal yang mengantarkanku pada cinta-Mu"
(HR. at-Tirmidzi)
Wallahul musta'an
Wallahu a'lam bish showab
Komentar
Posting Komentar