Adalah kewajiban bagi seorang Muslim, hamba dari Sang Pencipta untuk menjauhkan diri dari apa-apa yang membuat murka Rabb-nya.
Perkara penting yang paling penting bagi seorang muslim untuk menjauhinya dan takut jatuh ke dalamnya adalah perkara menyekutukan Ilah-nya, yaitu kesyirikan.
Menyekutukan Allah berarti merusak rububiyah Allah dan menghancurkan ilahiyah Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh."
(adz Dzariyat 56-58)
Berkata al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam menjelaskan tafsir ayat ini : “Adapun makna ayat ini adalah, bahwa Allah menciptakan makhluq semata-mata untuk beribadah kepada-Nya saja, tidak boleh menyekutukan-Nya. Barangsiapa yang mentaati perintah-Nya (dan menjauhi larangan-Nya), maka Dia akan membalasnya dengan balasan yang paling sempurna, sedangkan yang bermaksiat kepada-Nya, maka Dia akan mengadzabnya dengan adzab yang sangat pedih. Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa Dia tidak butuh kepada makhluq, bahkan makhluqlah yang butuh kepada-Nya dalam segala keadaan mereka, Dia-lah Allah Pencipta dan Pemberi rezeki mereka”.
Bahaya dari kesyirikan bisa disimpulkan dari Al Quran sebagai berikut:
Ayat 1
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sungguh Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mem-persekutukan (sesuatu) dengan Dia (syirik), dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu
tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi kamu","
Perkara penting yang paling penting bagi seorang muslim untuk menjauhinya dan takut jatuh ke dalamnya adalah perkara menyekutukan Ilah-nya, yaitu kesyirikan.
Menyekutukan Allah berarti merusak rububiyah Allah dan menghancurkan ilahiyah Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh."
(adz Dzariyat 56-58)
Berkata al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam menjelaskan tafsir ayat ini : “Adapun makna ayat ini adalah, bahwa Allah menciptakan makhluq semata-mata untuk beribadah kepada-Nya saja, tidak boleh menyekutukan-Nya. Barangsiapa yang mentaati perintah-Nya (dan menjauhi larangan-Nya), maka Dia akan membalasnya dengan balasan yang paling sempurna, sedangkan yang bermaksiat kepada-Nya, maka Dia akan mengadzabnya dengan adzab yang sangat pedih. Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa Dia tidak butuh kepada makhluq, bahkan makhluqlah yang butuh kepada-Nya dalam segala keadaan mereka, Dia-lah Allah Pencipta dan Pemberi rezeki mereka”.
Bahaya dari kesyirikan bisa disimpulkan dari Al Quran sebagai berikut:
Ayat 1
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar"
(Luqman 13)
Ayat ini menegaskan bahwa syirik adalah KEZHALIMAN yang BESAR.
Ayat 2
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sungguh Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(an Nisa 48)
Jelas melalui ayat ini bahwa syirik termasuk DOSA BESAR dan TIDAK DIAMPUNI (kecuali dengan taubat, surat Az Zumar 54-55).
Ayat 3
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mem-persekutukan (sesuatu) dengan Dia (syirik), dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”
(an Nisa 116)
Sekali lagi, Allah menegaskan bahwa mempersekutukanNya adalah dosa besar, dan Allah menambahkan bahwa hal itu termasuk kesesatan yang SANGAT SESAT.
Ayat 4
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun."
(al Maidah 72)
Kali ini, Allah azza wa jalla menegaskan bahwa musyrik (pelaku kesyirikan) itu diHARAMkan MASUK SURGA, dan tempat MASUKnya adalah NERAKA.
Ayat 5
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang mempersekutukan Allah AMALANnya TERHAPUS, sehingga mereka termasuk orang-orang yang merugi.
Setelah kita memahami bahaya mempersekutukan Allah, kini kita perlu memahami apa saja yang bisa menggelincirkan kita pada hal tersebut.
Kita perlu memahami apa saja yang termasuk thooghut (sekutu-sekutu Allah). Karena, di zaman sekarang ini, bentuk-bentuk thooghut semakin beragam.
Di antara thooghut yang dapat menjauhkan kita dari mengesakan Allah adalah:
1. Setan
Hal ini sudah sangat jelas disebutkan dalam firman-Nya.
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
(Yasin 60)
2. Hukum jahiliyah
Yang dimaksud hukum jahiliyah di sini adalah hukum yang menyalahi / bertentangan dengan hukum Allah.
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
(al Maidah 44)
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
" Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"
(al Maidah 50)
3. Dukun dan Sihir
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."
Dalam hadits yang shahih dikatakan; barangsiapa yang mendatangi dukun maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari.
Ini baru mendatangi saja. Adapun bagi yang mempercayai perkataan dukun, maka hadits yang shahih menyebutnya sebagai; "telah mengingkari apa yang dibawa oleh Muhammad", ini mengandung makna kekafiran.
4. Berhala
رَبِّ
إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ ۖ فَمَنْ تَبِعَنِي
فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan
kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang
mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
(Ibrahim 36)
Sungguh, berhala-berhala itu telah menjauhkan dari tauhidullah, dan merusak kemurnian iman kepada Allah.
Termasuk di dalam perkara ini adalah meminta kepada mayit walaupun itu mayi orang sholih (misalnya dg mendatangi kuburannya untuk meminta berkah dsb).
Termasuk juga merasakan keberkahan dari benda-benda tertentu seperti keris dan cincin, dll.
Termasuk juga melakukan ritual-ritual di luar Islam yang diharapkan keselamatan darinya. Seperti; menanam kepala kerbau saat bangun rumah, membunyikan klakson saat lewat jalan tertentu, permisi ketika lewat pohon yang dianggap angker, dan sebagainya.
Semua itu adalah hal-hal yang mengotori keesaan Allah dalam hak-Nya untuk memberikan keberkahan dan keselamatan bagi manusia.
Melakukan hal-hal seperti itu, berarti menganggap ada yang dapat mengganggu keselamatan kita selain Allah, ada yang bisa memberikan keberkahan kepada kita selain Allah. Padahal Allah adalah Pencipta kita, dan Dia sangat benci kita menyekutukannya. Maka bagaimana ciptaan berani memancing murka Penciptanya?
Dahsyatnya bahaya syirik ini, selayaknya menjadikan kita selalu hati-hati dan waspada. Karena thoghut itu kini semakin banyak di mana-mana, dalam bentuk yang beraneka.
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَ أَنَا أَعْلَمُ وَ أَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
Allohumma innii a’uudzu bika an-usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka limaa laa a’lam
"Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari berbuat syirik kepada-Mu sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui"
[HR. al Bukhari dalam Adabul Mufrad dishahihkan oleh al Albani]
Wallahul musta'an
Wallahu a'lam
Allohumma innii a’uudzu bika an-usyrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka limaa laa a’lam
"Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari berbuat syirik kepada-Mu sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui"
[HR. al Bukhari dalam Adabul Mufrad dishahihkan oleh al Albani]
Wallahul musta'an
Wallahu a'lam
Komentar
Posting Komentar