Langsung ke konten utama

Kisah Truk Tanki Yang Mengharukan

Mungkin foto ini adalah gambaran kita yang kelebihan kalori di tubuh tapi tidak mampu memanfaatkannya tuk bahan bakar. #ups

Jika lambung adalah tanki utama bensin mobil yang biasa diakses tuk pembakaran langsung, maka lemak tubuh adalah tanki besar di belakang yang selalu dibawa-bawa dan menjadi beban pergerakan.

Penyebabnya karena selalu tergoda mengisi bensin (makan) ketika bertemu pom bensin (kesempatan makan).

Mungkin karena ketagihan bau bensin baru, atau bahagia ketemuan sama staf pom bensin yang senyumnya manis kayak roti selai coklat.

Kabarnya konsumsi makanan, khususnya karbohidrat dan gula dapat membuat ketagihan, salah satunya terkait dengan munculnya hormon dopamin yang membuat otak merasa bahagia

Hormon dopamin sendiri bukan barang berbahaya, tapi ketika tidak terkontrol maka otak akan _terlatih_ merasa "makan karbo=bahagia", sehingga meminta tubuh terus mengkonsumsi karbo untuk mengejar "bahagia" walaupun sebenarnya tanki masih terisi. 

Salah satu tanda ketagihan itu kalau kita sering merasa;
"Gak laper sih, tapi kayaknya pengen ngemil".

Jadinya makin beratlah tanki belakang sehingga gerak pun makin slow.

Nah, solusi untuk mengurangi ketagihan sekaligus membuka akses ke tanki besar di belakang (lemak perut) adalah PUASA INTERMITEN.

Kalau biasa sehari ketemu 3 pom bensin selalu mengisi baru, sekarang cobalah skip satu pom bensin. 

Tentu saja "pertamini" alias bensin eceran pinggir jalan juga harus diskip habis-habisan.

Puasa intermiten (16 jam tanpa kalori), bisa dilatih mulai 1 hari dalam sepekan. Tidak perlu ekstrim.

Misal makan terakhir jam 8 malam, maka tahanlah lambung dari makanan sampai jam 12 siang besoknya (air putih masih OK).

Jika sudah terbiasa, jumlah hari puasa intermiten bisa dinaikkan menjadi 2-3 hari dalam sepekan.

Dengan puasa kalori 16 jam, maka tanki utama akan kosong sehingga dipaksa mengakses tanki besar di belakang sedikit demi sedikit.

Bagi yang biasa puasa Senin Kamis sebenarnya tinggal sedikit lagi untuk mencapai angka 16 jam. Triknya bisa dengan tajil air putih saja, lanjut makan besarnya setelah tercapai 16 jam. 

Atau makan sahur jam 2 pagi, menjelang azan subuh formalitas air putih saja. Sehingga tercapai 16 jam tanpa kalori saat berbuka magribnya.

Tentu saja niatkan ingin sehat agar lebih kuat beribadah dan menebar manfaat.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah *tidak balas dendam* saat berbuka puasa.

Karena ketika bensin yang diisi melebihi kapasitas tanki utama, maka kelebihannya akan balik lagi ke tanki belakang.

Tantangan terbesar proses ini adalah rasa ketagihan yang sudah terbentuk selama ini. Karenanya mulailah dari puasa 1-2 hari dulu. Yang penting jaga prinsipnya: 
(1) 16 jam tanpa kalori 
(2) tidak balas dendam saat berbuka.

Niatkan karena ingin sehat, agar kuat dan gerak cepat dalam menebar manfaat. Syukur-syukur bisa transformasi dari truk tanki ke jeep tangguh, lincah menerobos berbagai medan.


Bogor, 24 Jumadil Akhir 1442
Syaikhul Muqorrobin

===
Bahan bacaan:
1. Panduan Optimalisasi Kondisi Metabolik Untuk Mencegah Fatalitas COVID19
2. 空腹こそ最強のくすり (Lapar adalah Obat Terbaik), dr. Atsushi Aoki
3. 眠れなくなるほど面白い糖質の話し (Cerita Karbohidrat Yang Menarik Sehingga Tidak Mengantuk), dr. Zenji Mashita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...