Dalam rentang 1~ 19 Januari, Jepang mencatat kenaikan kasus positif Covid yang sangat tinggi; 90x lipat. Ini tidak banyak berbeda dengan angka di negara Eropa dan Amerika.
Angka 456 kasus di Jepang pada 1 Januari membengkak menjadi 41.485 kasus pada 19 Januari, dan terus membuat rekor baru sampai kemarin.
Hal ini semakin membuktikan kuatnya penularan varian Omicron yang perlu diwaspadai.
Walaupun beberapa temuan menunjukkan penderita varian Omicron tidak bergejala parah, namun jumlah yang terus membesar berpotensi membuat fasilitas kesehatan collaps.
Sebagai ikhtiar menjaga kesehatan, sangat penting mengenali gejala Omicron yang ternyata memiliki perbedaan signifikan dengan varian sebelumnya.
Hasil studi di Jepang (1 Jan 2022) pada pasien positif Omicron ditemukan bahwa gejala yang tampak adalah sbb;
Demam: 75% pasien
Batuk: 60% pasien
Lemas: 52%
Sakit tenggorokan: 46%
Sesak nafas: 8%
Hilang penciuman/perasa: 2%
Temuan ini menunjukkan bahwa Omicron sangat mirip dengan flu biasa. Bahkan hilang penciuman dan sesak nafas yang menjadi gejala populer covid19, persentasenya paling sedikit pada kasus Omicron.
Oleh karena itu, jika ada gejala flu dan batuk pada diri kita dan orang di sekitar kita, ada baiknya tidak dianggap remeh.
Usahakan tetap protokol; pakai masker dan jaga jarak. Bila ada gejala seperti di atas, ada baiknya tidak memaksakan diri ke kantor, sekolah, atau aktifitas bersama masyarakat lainnya.
Semoga Allah mudahkan ikhtiar kita menjaga kesehatan pribadi dan masyarakat, dan Allah segera mengangkat pandemi ini.
===
Bogor
21 Jan 2022
±72 Hari menuju Ramadhan
Komentar
Posting Komentar