Ketika berbicara tentang perintah untuk berjuang di jalan Allah, ada diksi menarik yang dipilih Allah azza wa jalla;
مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ
"Jalan ayah kalian; Ibrahim"
(QS. Al-Haj:78).
Diksi ini seolah menegaskan bahwa setiap mereka yang berjuang di jalan dakwah ini, adalah anak-anak dari Ibrahim 'alaihissalam. Anak-anak dari Ismail 'alaihissalam. Anak-anak dari Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Mereka semua, yang memilih menjadi ahli waris dari jalan haqqa jihaadih, otomatis telah menjadi anak-anak dari gelombang dakwah ini.
Di sisi lain, ayat ini seolah mengandung hikmah, bahwa seorang ayah da'i, harus mewariskan dakwahnya kepada anak-anak mereka.
Anak-anak biologis dari para ayah da'i, adalah yang paling pertama berhak atas warisan fikrah dan semangat dakwah ayahnya.
Karenanya, setiap ayah da'i, selayaknya;
- meluangkan waktunya secara khusus,
- melakukan dialog dakwah dan fikrah dengan anak-anak mereka, serta
- mentaqwim anak-anak mereka atas dasar cinta, mulai di rumah.
Tabiat dakwah adalah diwarisi (regenerasi). Sebagaimana seorang ayah mewarisi kepada anak-anaknya.
Sebagaimana Ibrahim kepada Ismail. Sebagaimana Daud kepada Sulaiman. Sebagaimana Imran kepada Maryam kepada Isa. Sebagaimana Muhammad kepada Fatimah, juga kepada Hasan dan Husein.
Shalawat serta salam semoga terlimpah untuk para Nabi dan keturunannya, serta kita semua yang telah memilih "jalan para ayah" ini.
Semoga Allah menolong kita.
===
Jum'at barokah,
H-56 Ramadhan 1444
Komentar
Posting Komentar