Dalam QS. Gafir Ayat 39, Allah Subhanahu wa ta"ala berfirman:
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”
Ayat tersebut secara jelas memberi penegasan bahwa dunia hanya kesenangan yang bersifat sementara Oleh karena itu bukan dunia ini yang menjadi tujuan dalam perjalanan hidup, tapi akhiratlah yang akan menjadi akhir perjalanan hidup kita.
Dunia adalah tempat kita untuk menanam kebaikan untuk dipetik hasilnya di akhirat.
Allah tidak menjadikan dunia sebagai tempat balasan sempurna, karena dunia tidak kekal dan tidak mampu menampung aneka anugerah Allah yang disediakanNya untuk hamba-hambaNya.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Surga adalah kenikmatan yang tidak pernah dilhat oleh mata, tidak terdengar beritanya oleh telinga, dan tidak juga terlintas dalam pikiran dan khalayan seseorang.”
Apa yang dilukiskan Al Qur'an mengenai akhirat hanya sekedar perumpamaan agar terjangkau oleh kemampuan nalar manusia.
Karenanya, tanamlah benih kebajikan di dunia karena dunia ladang akhirat.
Sayidina Ali bin Thalib memberikan nasihat:
Ali bin Abi Thalib mengatakan,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَة، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلا حِسَاب، وَغَداً حِسَابٌ وَلا عَمَل
"Kehidupan dunia pergi menjauh, sedangkan akhirat kian mendekat, dan masing-masing dari keduanya (dunia dan akhirat) memiliki anak-anak,
Maka jadilah kalian anak-anak akhirat, dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia.
Karena sejatinya sekarang ini adalah waktu untuk beramal tanpa ada hisab, sementara besok (di akhirat) adalah waktu hisab dan bukan untuk beramal."
===
Mohammad Rosyad
Komentar
Posting Komentar