Ketika akan menyampaikan kematian putranya, Ummu Sulaim radhiallahu 'anha berkata kepada suaminya;
“Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum menitipkan sesuatu kepada salah satu keluarga, lalu mereka meminta titipan mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk diambil?” Abu Tholhah radhiallahu 'anhu menjawab, “Tidak.”
Ummu Sulaim lalu berkata, “Bersabarlah dan raihlah pahala karena kematian putramu.”
(HR. Muslim no.2144)
Anak adalah titipan Allah. Kematiannya, adalah pengembalian titipan itu kepada Pemilik Aslinya.
Sebaik-baik orang yang dititipi adalah yang mengembalikan titipannya dengan kondisi terbaik.
Apakah titipan itu dikembalikan dalam kondisi bertauhid, atau percaya ramalan bintang?
Apakah titipan itu dikembalikan dalam keadaan rajin menegakkan shalat subuh, atau rajin bangun kesiangan?
Apakah titipan itu dikembalikan dalam keadaan menjaga aurat, atau mengumbar aurat?
Apakah titipan itu dikembalikan di tengah perjalanan ibadah belajar, atau sekedar perjalanan nobar dan mabar?
Semoga Allah kuatkan kita menjaga titipannya baik-baik. Dan membaikkan hati kita, ridho sepenuh hati, ketika Allah meminta titipan-Nya.
Komentar
Posting Komentar