اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Tentu kita tahu ayat apa yang barusan kita baca di atas.
Ialah ayat agung yang diturunkan pertama kali ke muka bumi, sebagai awal dimulainya risalah mulia penyelamat seluruh manusia.
Jika diperhatikan, ayat tersebut mengangkat salah satu sifat Allah yang mulia; menciptakan.
Diangkatnya sifat "menciptakan" di awal turunnya risalah
ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan keimanan kepada Allah
sebagai Sang Pencipta.
Keberadaan Sang Pencipta di alam semesta ini adalah sebuah keniscayaan.
Sebagaimana ketika kita menemukan sebuah sepatu hanyut di
pinggir sungai, kita tidak akan mengatakan; "sepatu itu terbentuk karena
evolusi.."
sebaliknya kita pasti yakin bahwa sepatu itu ada pembuatnya (manusia)
sebaliknya kita pasti yakin bahwa sepatu itu ada pembuatnya (manusia)
Maka, tidak mungkin pula kita menyebut alam semesta yg jauh
lebih rumit daripada sekedar sepatu, atau jam tangan, atau gadget
paling canggih sekalipun, kita sebut sbg alam yg lahir dengan sendirinya
tanpa Pencipta.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal”
(Ali 'Imran : 190)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal”
(Ali 'Imran : 190)
Seandainya saja, semua manusia mau benar-benar jujur menggunakan akalnya, niscaya ia akan sampai pada keberadaan Sang Pencipta.
Sebagaimana Ibrahim 'alayhissalam yang mengajak umat menemukan Sang Pencipta dengan tafakkurnya (al An'am 76-78)
Sebagaiman Salman al Farisi yang dengan pikiran jernihnya berjalan jauh demi risalah resmi dari Sang Pencipta
Sebagaimana masuk Islamnya banyak ilmuwan atheis saat menemukan kebenaran penciptaan dalam penelitian mereka.
Makna al Khaliq secara bahasa adalah menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada dan tanpa ada contoh sebelumnya. Sifat ini hanya layak disematkan kepada Allah, tidak kepada selainnya.
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
(Al-Insan: 1)
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
(Al-Insan: 1)
قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ
يُعِيدُهُ ۚ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۖ فَأَنَّىٰ
تُؤْفَكُونَ
Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" katakanlah: "Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?"
(Yunus: 34)
Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" katakanlah: "Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?"
(Yunus: 34)
Buah Keimanan Kepada Allah al Khaliq
1. Hilangnya kesombongan pada diri hamba karena meyakini bahwa dirinya hanyalah ciptaan.
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan.
(al Furqan: 63)
(al Furqan: 63)
2. Ketaatan hamba pada aturan dari al Khaliq
Karena sebaik-baik aturan, sebagus-bagus manual dan buku petunjuk, adalah aturan, manual, dan buku petunjuk resmi dari Pencipta.
Bayangkan, handphone samsung tapi pakai manual iphone, tentu tidak akan klop, bahkan bisa menyebabkan kerusakan.
Demikian juga dengan hidup ini, jika tidak merujuk manual resmi dari Sang Pencipta, maka pasti akan rusak.
Wallahu a'lam
Komentar
Posting Komentar