Langsung ke konten utama

Tips Membangunkan Anak Sholat Shubuh di Masjid

1. Ikhlaskan niat.
Pastikan niat mensholihkan anak untuk menggapai ridho Allah semata. Jangan sampai ada perasaan ujub atas kesholihan anak. Karena ujub akan membinasakan amal sholih.

"...Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu amal melainkan yang ikhlas..."
(HR. Ahmad, At Tirmizi, An Nasai).

2. Ajak bicara anak sebelum tidur tentang bangun shubuh besoknya.
Ini sangat penting. Ibarat program-program pemerintah, perlu ada sosialisasi yang cukup sebelum pelaksanaan.

Kesal dan marahnya anak ketika dibangunkan dari tidurnya yang nyaman, seringkali karena tidak ada komunikasi yang cukup sebelumnya.

3. Bangunlah minimal 30 menit sebelum waktu shubuh.
Jadilah teladan, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

4. Tahajud dan atau tilawah dengan suara dikeraskan sebelum membangunkan anak, sebagaimana perintah Nabi saw kepada Abu Bakr ra dan Umar bin Khattab ra.

5. Minta kepada Allah dengan doa dari Al Quran:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku."
(QS. Ibrahim: 40)

6. Bangunkan anak dengan suara lembut, ajak ngobrol, atau dengan bercerita. Walaupun dia belum menyahut, terus saja kreatif mencari topik yang kira2 bakal "hit" ke alam bawah sadarnya.

7. Dudukkan anak di tempat tidur, posisi duduk akan membuatnya lebih mudah bangun dan tersadar.

8. Berikan pijatan lembut, sebagai rangsangan saraf untuk bangun.

9. Percikkan air dingin. Sebagaimana petunjuk hadits;

“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan istrinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun, ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila suami enggan untuk bangun, ia pun memercikkan air ke wajahnya.”
(HR. An Nasa’i)

10. Beri hadiah jika berhasil sholat shubuh di masjid.
Bisa berupa uang jajan, tanda bintang yang jika dikumpulkan bisa ditukar mainan, dll.

11. Jangan memaksa.
Jika tidak berhasil hari ini, coba lagi esok. Karena itu mulailah sejak umurnya kecil.

12. Sabar.
Bisa jadi bertahun-tahun kita harus berjuang hanya untuk membangunkan anak sholat shubuh sampai ia bisa bangun sendiri. Tapi anggaplah itu sebagai jalur pahala tersendiri dan penghapus dosa yang Allah tunjukkan untuk kita para orang tua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...