قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Az-Zumar: 53)
Hikmah dari ayat ini:
1. Panggil mereka dengan panggilan terbaik.
Allah memanggil para pendosa dengan kalimat: "Wahai hamba-hamba-Ku"
Ini sebutan pemuliaan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa nama terbaik adalah `abdullah.
Maka selayaknya anak yang berbuat salah tidak dipanggil "Eh nakal ya, sini!"
Tapi panggillah dengan kalimat lembut;
"Sini nak sholih", "Kadieu neng geulis", dll
2. Jelaskan bahwa kesalahan mereka adalah perbuatan menzhalimi diri mereka sendiri.
Jelaskan bahwa setiap keburukan yang ditanam hari ini akan berbuah keburukan yang lebih besar di kemudian hari. Akhirnya yang susah mereka sendiri, di dunia, apalagi di akhirat.
Berikan contoh agar mereka mudah memahami.
3. Tunjukkan bahwa orang tuanya sayang kepadanya
Penting bagi anak untuk tahu dan paham bahwa teguran orang tua ke anak adalah bentuk rasa sayang.
Maka selipkanlah dalam nasihat kepada anak yang berbuat salah kata-kata semisal:
"Ayah sayang kamu nak"
Kasih sayang adalah dasar utama _treatment_ terhadap kesalahan anak, sebagaimana Allah telah memulai ayat di atas dengan kalimat penuh kasih sayang;
"Yaa `ibaadiya..."
Komentar
Posting Komentar