Realitanya seperti itu.
Jika umat ini mampu, maka Imam Syaf'i tidak perlu menulis kitab Ar-Risalah untuk merumuskan kaidah fiqih.
Imam Ibnu Katsir juga tidak perlu menulis kitab Tafsir Al-Quran Al-'Azhim.
Imam Ibnu Hajar juga tidak perlu menulis kitab syarah hadits Bukhari; Fathul-Bari.
Demikian juga para Imam dari masa ke masa tidak perlu menulis banyak kitab, jika umat ini dianggap mampu memahami syariat hanya dari membaca teks Al-Quran dan Sunnah.
Di antara penyebab gesekan dan perselisihan internal umat yang terjadi saat ini adalah karena umat yang awam mencoba menyimpulkan halal-haram hanya dengan membaca teks Al-Quran dan Sunnah.
Itu pun hanya membaca terjemahannya. Jadi bukan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah, namun baru kembali kepada terjemahannya saja.
Lebih parahnya, ada yang mencoba menyelisihi dan menyalahkan pendapat para Imam, dengan bekal terjemahan tersebut.
Semoga Allah menuntun kita untuk sabar dan rendah hati, terus menimba ilmu dari para imam dan ulama.
===
Bogor
±44 Hari menuju Arofah
Komentar
Posting Komentar