Perkataan masyhur dari Imam Syafi'i rahimahullah ini sering dipakai oleh mereka yang memilih tidak bermazhab.
Unik memang, perkataan seorang imam mazhab justru dijadikan dalil untuk tidak bemazhab.
Bagaimana ulama Mazhab Syafi'i sendiri memaknai perkataan tersebut?
Unik memang, perkataan seorang imam mazhab justru dijadikan dalil untuk tidak bemazhab.
Bagaimana ulama Mazhab Syafi'i sendiri memaknai perkataan tersebut?
Imam Nawawi rahimahullah, menjelaskan maksud perkataan tersebut sebagai berikut;
“…Ucapan yang dikatakan Asy-Syafi’i ini [jika sebuah hadits shahih, maka itulah mazhabku], maknanya bukan berarti SETIAP ORANG yang mengetahui hadits shahih (boleh) berkata ‘Ini mazhab Asy-Syafi’i’ dan mengamalkan zhahirnya.
Kaidah ini hanya berlaku pada ORANG YANG MENCAPAI DERAJAT MUJTAHID dalam mazhab sebagaimana telah diuraikan sebelumnya kualifikasinya atau yang mendekatinya.
Syaratnya, dia menduga kuat bahwa Asy-Syafi’i tidak mengetahui/menemukan hadits tersebut atau tidak mengetahui kesahihannya.
Ini hanya mungkin terjadi setelah menelaah kitab-kitab Asy-Syafi’i seluruhnya dan (juga menelaah) kitab-kitab murid-murid beliau yang mengambil ilmu darinya dan yang semisal dengannya.
Ini adalah syarat yang sulit. Jarang orang memenuhi kualifikasi itu. Mereka (para ulama) mensyaratkan apa yang telah kami sebutkan karena Asy-Syafi’i rahimahullah meninggalkan untuk mengamalkan zhahir banyak hadits yang diketahuinya karena telah terbukti bagi beliau cacat pada hadis tersebut, atau terbukti nasakhnya, terbukti takhshishnya, terbukti takwilnya, dan semisal dengan itu…”
“…Ucapan yang dikatakan Asy-Syafi’i ini [jika sebuah hadits shahih, maka itulah mazhabku], maknanya bukan berarti SETIAP ORANG yang mengetahui hadits shahih (boleh) berkata ‘Ini mazhab Asy-Syafi’i’ dan mengamalkan zhahirnya.
Kaidah ini hanya berlaku pada ORANG YANG MENCAPAI DERAJAT MUJTAHID dalam mazhab sebagaimana telah diuraikan sebelumnya kualifikasinya atau yang mendekatinya.
Syaratnya, dia menduga kuat bahwa Asy-Syafi’i tidak mengetahui/menemukan hadits tersebut atau tidak mengetahui kesahihannya.
Ini hanya mungkin terjadi setelah menelaah kitab-kitab Asy-Syafi’i seluruhnya dan (juga menelaah) kitab-kitab murid-murid beliau yang mengambil ilmu darinya dan yang semisal dengannya.
Ini adalah syarat yang sulit. Jarang orang memenuhi kualifikasi itu. Mereka (para ulama) mensyaratkan apa yang telah kami sebutkan karena Asy-Syafi’i rahimahullah meninggalkan untuk mengamalkan zhahir banyak hadits yang diketahuinya karena telah terbukti bagi beliau cacat pada hadis tersebut, atau terbukti nasakhnya, terbukti takhshishnya, terbukti takwilnya, dan semisal dengan itu…”
(Al-Majmu’, juz 1 hlm 64).
Jarak Imam Syafi'i kepada Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam jauh lebih dekat dibanding jarak manusia di zaman ini.
Jangan sampai hanya berbekal google, orang awam dengan mudahnya merasa mengetahui hadits shahih yang tidak diketahui Imam Syafi'i.
Ditanyakan kepada Abu Bakar Ibnu Khuzaimah,
“Apakah engkau mengetahui hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hukum halal dan haram yang tidak dituliskan Asy-Syafi’i dalam kitabnya?”
Dia menjawab “Tidak”.
(Manaqib asy-Syafi’i, vol.1, hal. 477).
Maka, bagi orang awam dan para penuntut ilmu, husnuzhan terhadap pendapat para imam adalah lebih selamat untuk mereka.
Wallahu a'lam.
===
Timur Pulau Jawa
Tengah Jumadal Ula 1444
Jarak Imam Syafi'i kepada Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam jauh lebih dekat dibanding jarak manusia di zaman ini.
Jangan sampai hanya berbekal google, orang awam dengan mudahnya merasa mengetahui hadits shahih yang tidak diketahui Imam Syafi'i.
Ditanyakan kepada Abu Bakar Ibnu Khuzaimah,
“Apakah engkau mengetahui hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam hukum halal dan haram yang tidak dituliskan Asy-Syafi’i dalam kitabnya?”
Dia menjawab “Tidak”.
(Manaqib asy-Syafi’i, vol.1, hal. 477).
Maka, bagi orang awam dan para penuntut ilmu, husnuzhan terhadap pendapat para imam adalah lebih selamat untuk mereka.
Wallahu a'lam.
===
Timur Pulau Jawa
Tengah Jumadal Ula 1444
Komentar
Posting Komentar