Langsung ke konten utama

Rahasia Kehebatan Keluarga 'Imran?





إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ 

 "Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)." 
[QS Ali 'Imran: 33]

Ada satu nama yang bukan Nabi dan bukan Rasul di ayat ini, yaitu 'Imran.

Keluarga 'Imran disebut sebagai keluarga terhebat (di masanya), disejajarkan dengan kehebatan para Nabi, bahkan keluarga Ibrahim 'alaihissalam (di masanya).

Yang membuat keluarga (besar) 'Imran disejajarkan dengan para nabi dan keluarga nabi ternyata bukan hanya sekedar keshalihan pribadi anggota-anggotanya, tapi *komitmen terhadap dakwah yang diwariskan* di antara anggota keluarga tersebut.

Ketika mengandung Maryam, Hannah istri 'Imran menadzarkan anaknya menjadi penjaga Baitul Maqdis, berkhidmat tuk ummat, sebagaimana bapaknya. 

(Bukan orang tua yang cuma berharap pada keshalihan pribadi anaknya; yang penting baik, yang penting masih shalat, dll, terserah mau dakwah/khidmat pada ummat atau tidak.)

Pun ipar dari 'Imran (riwayat lain menyebutnya sebagai ipar dari Maryam) adalah seorang Nabi; Zakariya 'alaihissalam.

Dan tidak perlu kita ceritakan lagi tentang cucunya 'Imran; 'Isa 'alaihissalam, nabi besar yang penuh pengorbanan bahkan sejak kelahirannya (di bawah pohon kurma, bukan di klinik ataupun ruang VIP rumah sakit).

Mereka, satu keluarga besar, berada di jalan yang sama, jalan dakwah, sebagaimana para Nabi. Jalan terbaik, sebagaimana Allah 'azza wa jalla menyifati umat terbaik;

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ..

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah..."
[QS. Ali 'Imran: 110]


Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada para Rasul, dan para Nabi, serta semua keluarga yang mewarisi jalan dakwah ini...



===
Jum'at Barakah
 H-91 Ramadhan 1444

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...