Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Khutbah Jumat: Bangunlah Subuh, Wahai Ayah!

  Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن . يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا Suatu Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa; اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah berkahilah umatku di pagi harinya” Disebutk...

Meruqyah Anak Sendiri

Ditinggalkannya sunnah-sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, menjadi salah satu penyebab seorang anak tidak tumbuh dalam kebaikan sesuai harapan orang tuanya. Demikian kira-kira pesan Syaikh Abdurrahman Dahy. Dalam kitabnya; Tauritsu Al-Iltizam , beliau mengangkat bab khusus tentang sunnah-sunnah yang ditinggalkan para orang tua. Di antaranya adalah: sunnah "Meruqyah Anak Sendiri". Bukan berarti anak kemasukan jin sehingga perlu diruqyah. Tapi secara umum meminta anak dilindungi dari setan dan gangguan. Sunnah ini beliau pisahkan dengan sunnah mendoakan anak. Syaikh Abdurrahman Dahy mengangkat hadits; Nabi saw membaca doa perlidungan untuk Al-Hasan dan Al-Hussain seraya berkata, “Sesungguhnya bapak kalian (Ibrahim) mendoakan perlidungan untuk Ismail dan Ishak seraya membaca: أعوذ بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ومن كل عين لامة A’udzu bikalimatillahi at-tammati min kulli syaithan wa hammatin wa min kulli ‘ainin lammah Artinya: Aku berlindung dengan ka...

Hari-Hari Terberat

Lelaki kekar itu terguncang jiwanya. Raganya yang kuat seakan tak mampu menopang beratnya hari itu. Seakan plot twist  dari histori hidupnya yang powerfull  dan penuh keberanian; setan pun disebut takut bertemu dengannya. Di hari itu, orang yang paling dicintainya diberitakan meninggal dunia. Dia terguncang, tak percaya. Bahkan mengancam memenggal bagi siapa yang berani menyebarkan berita yang dianggapnya hoax  itu. Inilah cinta. Walau akhirnya hatinya kembali tenang, benar-benar tenang. Ketika sahabat terbaiknya, membacakan perkataan Allah yang mulia. Inilah kisah Umar dan Abu Bakar, ketika orang tercinta mereka meninggalkan dunia. Cinta, bisa membuat terguncang. Namun, cinta juga ternyata adalah cara tercepat mencapai surga tertinggi. Yang paling tinggi, tidak ada lagi di atasnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda; “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai” [HR. Bukhari].   Umar radhiallahu ‘anhu pernah ditegur Nabi ketika meng...

Bahaya Mengkhawatirkan Rezeki?

Imam Sufyan bin 'Uyainah rahimahullah berkata; فِكْرُكَ فِي رِزْقِ غَدٍ يَكْتُبُ عَلَيْكَ خَطِيْئَة  “Pikiranmu (kekhawatiranmu) tentang rezeki esok hari dicatat sebagai dosa bagimu.”  [Siyar A’lam An-Nubala 14/298] Dalam kitab Faydhul Qadir, setelah menyebut jaminan Allah dalam ayat; وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا "Tidak ada makhluk di bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya..", Imam Al-Munawi rahimahullah menyatakan bahwa barangsiapa yang tidak merasa tenteram dengan jaminan Allah, dan tidak puas dengan janji-Nya, maka ia termasuk orang-orang yang celaka. Memang jadi enggak sopan sih, kalau Allah bilang rezeki sudah dijamin, eh masih khawatir, kayak ga yakin gitu sama Allah. Apalagi kalau sampai nekat ambil jalan syubhat bahkan haram demi rezeki. “Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia be...