Langsung ke konten utama

Efek Banyak Membacakan Cerita untuk Anak


Riset menunjukkan bahwa terlalu banyak melihat layar bagi anak usia dini, dapat menghambat pertumbuhan anak di sisi komunikasi dan problem solving skill (JAMA Pediatrics, 2023).

Sedangkan orang tua zaman sekarang, banyak yang menjadikan layar gadget sebagai jurus andalan agar anak anteng.

Bagaimana solusinya?

Mungkin inilah saatnya memakai jurus warisan dari para tetua dulu untuk membuat anak anteng; bacakan cerita.

Suara keras orang tua yang tetiba bercerita, apalagi diiringi nada yang unik, akan membuat perhatian anak tertuju pada sumber dan suara, fokus mendengar, dan anteng.

Studi yang dipublikasi University of South Australia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa membacakan cerita kepada anak akan menjadikan anak memiliki ketahanan sosial 3x lipat lebih besar daripada anak yang tidak.

Anak akan lebih tahan terhadap berbagai masalah dalam pergaulan di sekolah, misalnya.

Dalam studi lain, yang dilakukan tim peneliti Italia terhadap 32 sekolah dasar, ditemukan bahwa membacakan cerita kepada anak-anak mampu meningkatkan level kecerdasan mereka.

Membacakan cerita juga secara efektif membantu membangun hubungan yang sehat antara anak dan orang tua. Selain menumbuhkan rasa suka membaca pada anak.

Data statistik yang dipublikasi Pew Research Center (2021) menunjukkan bahwa, mereka yang lebih banyak membaca, cenderung berpenghasilan lebih tinggi daripada yang tidak.

Jadi membacakan cerita kepada anak akan mengakibatkan;
1. Anak lebih tangguh
2. Anak lebih cerdas
3. Anak lebih dekat dengan orang tua
4. Anak lebih tinggi penghasilannya kelak

Selamat berburu buku dan bercerita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...