Lho memangnya kenapa?
Berawal dari cerita seorang teman yang keluar dari pekerjaannya di sebuah restoran chain besar di Jakarta, karena tidak bisa izin istirahat solat ketika tamu ramai. Masalahnya ketika Magrib, waktu solat sangat pendek.
Restoran memang inginnya melayani tamu secara excellent, jangan bikin tamu bete menunggu. Tapi bagi muslim, ada Allah, Maha Pemberi Rezeki yang juga "menunggu", di setiap waktu azan berkumandang.
Bagi customer yang makan mungkin berpikir; "Yang penting saya kan solat tepat waktu. Staf restoran sempat solat atau tidak karena melayani saya, itu bukan urusan saya."
Berawal dari cerita seorang teman yang keluar dari pekerjaannya di sebuah restoran chain besar di Jakarta, karena tidak bisa izin istirahat solat ketika tamu ramai. Masalahnya ketika Magrib, waktu solat sangat pendek.
Restoran memang inginnya melayani tamu secara excellent, jangan bikin tamu bete menunggu. Tapi bagi muslim, ada Allah, Maha Pemberi Rezeki yang juga "menunggu", di setiap waktu azan berkumandang.
Bagi customer yang makan mungkin berpikir; "Yang penting saya kan solat tepat waktu. Staf restoran sempat solat atau tidak karena melayani saya, itu bukan urusan saya."
Ya mungkin ada betulnya. Kalau mau beragama sendiri saja, bisa seperti itu. Tapi kalau mau memikirkan kehidupan berjamaah sesama saudara muslim, mungkin perlu memilih waktu dan tempat saat makan di restoran.
Pilih restoran muslim yang diduga kuat pelayannya dipersilahkan solat di waktu-waktu pendek. Atau pilih waktu-waktu makan di luar waktu solat.
Jadi apa hukumnya berbuka puasa di restoran yang ramai?
Silahkan dikembalikan ke hati kita masing-masing.
Semoga Ramadhan ini menjadi bulan optimal ibadah tuk seluruh saudara kita, apa pun pekerjaan mereka.
===
Bogor,
9 Ramadhan 1444
Komentar
Posting Komentar