Langsung ke konten utama

Syarat Anak Boleh Punya Gadget?


Setiap keluarga tentu punya aturan dan kondisi masing-masing. Tapi bagi orang tua muslim, yang menghendaki kesuksesan anaknya tidak hanya di dunia yang sementara, tapi juga di akhirat yang kekal, maka selayaknya memasukkan unsur-unsur iman dan islam dalam aturan keluarga.

Dalam konteks syarat punya gadget, 3 syarat ini mungkin bisa jadi referensi.

1. Selalu sholat di awal waktu.
Bagi lelaki, tidak masbuk jamaah masjid.

Sholat di awal waktu adalah bukti membesarkan Allah di atas yang lain. Karenanya panggilan azan diawali "Allahu akbar, Allahu akbar...".

Anak yang diberi gadget harus diapahamkan bahwa gadgetnya tidak boleh membuatnya telat sholat, atau masbuk berjamaah. Jika telat, maka gadget bisa ditahan, atau diambil kembali.

2. Selalu mendahulukan perintah orang tua.

Bakti orang tua adalah akhlak kemanusiaan tertinggi. Gadget jangan sampai mengikis akhlak ini.

Anak yang diberi gadget harus dipahamkan bahwa gadget tidak boleh membuatnya tidak menjawab panggilan orang tua. Dan ketika orang tua menyuruhnya tuk berhenti, maka dia harus patuh, kapan pun itu. Jika tidak, gadget ditahan, atau diambil kembali.

3. Gadget digunakan untuk kebaikan di jalan Allah

Anak yang punya gadget perlu dipahamkan bahwa gadget adalah amanah dari Allah. Tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang dibenci Allah; pornografi, perkataan jorok dan kasar, gaya hidup mewah, dll.

Bahkan gadget harusnya dipakai untuk kebaikan dan mensyiarkan kebaikan.

3 syarat di atas terilhami dari hadits Abdullah bin Mas'ud ra, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam;

"Amal apakah yang paling dicintai Allah?"

Maka dijawab oleh beliau saw;
"Sholat di awal waktunya"

Dan ketika lanjut ditanyakan "Kemudian apa?" maka dijawab;
"Berbakti kepada kedua orang tua"

Dan ketika ditanyakan sekali lagi, "Kemudian apa?" maka dijawab
"Berjihad di jalan Allah".
(Hadits muttafaqun 'alaih)

Inilah 3 amal paling dicinta. 3 amalan ini juga harus jadi pegangan orang tua saat memakai gadgetnya :)

Selamat ngobrol akhir pekan bersama keluarga.


===
Bogor,
Menghitung hari sambut Ramadhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...