Langsung ke konten utama

Mendidik Anak ke Masjid

1. Sangat baik mengajarkan anak ke masjid sedari dini.

2. Mengajarkan ke masjid berarti jg mengajak anak beradab di masjid.

3. Ajak anak dialog sblm ke masjid, jelaskan apa itu masjid dan untuk apa menuju masjid.

4. Usahakan agar anak berwudhu sblm ke masjid krn wudhu adl persiapan jasmani serta ruhani.

5. Berikan anak pakaian yang sesuai, krn pakaian sholat yg baik berarti menyiapkan anak bersikap baik di masjid.

6. Ajak anak berdoa dlm perjalanan ke masjid dan saat masuk masjid.

7. Datang lebih awal, sehingga anak punya kesempatan untuk beradaptasi dengan masjid.

8. Pilih shaf di belakang, dan atau di bagian pinggir.

9. Menggendong, merangkul dll, diperbolehkan selama sholat utk menjaga ketenangan anak.

10. Ketika semua usaha sudah dilakukan dan anak tetap tdk tenang, itulah anak-anak.

11. Ulama membolehkan orang tua membatalkan sholatnya jika anaknya dinilai sgt mengganggu jamaah sholat.

12. Lakukan evaluasi yg cukup, jaga perasaan anak tuk senang ke masjid.

13. Jangan paksakan anak ke masjid jika kondisi masjid/jamaah tdk mendukung.

14. Latihlah dia sholat di rumah, krn sebenarnya amalan masjid adl bab setelah amalan sholat.

15. Beri anak pendidikan masjid di luar waktu sholat berjamaah; waktu dhuha, antara ashar dan magrib, dll.

16. Berdoa kepada Allah, agar anak2 dpt tenang di masjid, dan agar jamaah masjid tetap khusyu dg keberadaan anak2 di masjid.

17. Jadikan masjid kita ramah anak, dan jadikan anak kita beradab dalam masjid.

✨🌙✨🌙✨🌙

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...