🍏🍓🍑🍊
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu
(1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya,
(2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh.
(3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Ternyata iman itu ada rasanya; manis.
Resepnya ada 3:
Allah dan RasulNya lebih dicintai dari selainnya
Allah adalah pencipta dan pemberi _seluruh_ rizki kita. Bagaimana mungkin kita tidak mencintai Dzat yang begitu pemberi?
Jika kita senang ketika ditraktir orang, ketika digaji bos, ketika diberi proyek oleh klien, ketika sembuh dari sakit, ketika dapat istri baik anak sholih dll, maka kesenangan kita terhadap Allah harus jauuuh melebihi semua hal itu.
Atau kita sudah tidak percaya bahwa semua itu sejatinya dari Allah?
Fyi, cinta Allah dan cinta Rasul itu satu paket, tidak bisa dipisah.
Mencintai seseorang karena Allah
Ini termasuk mencintai hal-hal dunia secara umum. Diperbolehkan mencintai hal-hal dunia selama itu didasari cinta Allah.
Maka cintailah keluarga karena Allah, cintailah pekerjaan karena Allah, cintailah hobi kita dan apapun itu karena Allah. Dengan begitu, keluarga, pekerjaan, hobi dan apapun itu, akan membuat kita lebih dekat kepada Allah.
Benci pada maksiat sebagaimana benci dilempar ke neraka
Maksiat itu memang sering kali nikmat, dan berat ditinggalkan. Tapi dengan membangkitkan imajinasi neraka dalam diri kita, maka yang terjadi akan sebaliknya: maksiat itu berat dan meninggalkannya itu nikmat.
Jangankan api neraka di akhirat, parkiran mobil di dunia saja kita lebih memilih tempat teduh agar tidak kepanasan.
Teduh itu nikmat.
Semoga Allah menolong kita mencari keteduhan di akhirat dengan manisnya iman.
Bogor, 24 Ramadhan 1440
🍏🍓🍑🍊
Komentar
Posting Komentar