Syafi'i kecil adalah santri yang yatim dan fakir. Ibunya tidak bisa membayarkan guru tahfiz untuk anaknya. Namun karena kekuatan hafalannya, Syafi'i kecil dibebaskan dari segala bayaran.
Imam Syafi'i bercerita; "Saat aku di kuttab, aku mendengar guruku mengajar Al-Quran, maka aku langsung menghafalnya. Saat ia mendiktekan sesuatu, belum sampai guruku selesai membacakannya (ulang) kepada kami, aku telah hafal seluruh yang didiktekannya. Maka dia berkata kepadaku suatu hari; 'Demi Allah, aku tak pantas mengambil bayaran darimu sesen pun' ".
Syafi'i kecil juga tidak memiliki uang tuk membeli kertas catatan. Akhirnya ia mengumpulkan tulang-tulang hewan yang dibuang, sebagai tempat mencatat, lalu disimpan tulang-tulang di rumahnya.
Kamarnya pun penuh. Sehingga dikisahkan ia tidak punya tempat lagi tuk tidur. Akhirnya ia pun berazzam untuk menghafal semua pelajarannya hingga tidak memerlukan lagi tulang dan kertas catatan.
Kehebatan hafalan Syafi'i muda juga dikisahkan bagaimana dia menutup halaman sebelah dari kitab yang dibacanya, karena khawatir halaman sebelah ikut terhafal kalau terlihat oleh matanya.
Keutaman Imam Syafi'i ini tidak lepas dari kesederhanaan dan perjuangan hidup yang dilaluinya sejak kecil.
Seperti diabadikan dalam syair sang Imam;
"Tidaklah beruntung dalam ilmu, kecuali siapa yang mencarinya dalam kondisi kekurangan dan kefakiran".
Wallahu a'lam.
Allah-lah sebaik-baik Penolong.
===
Bacaan:
Biografi 10 Imam Besar,
Syaikh M.Hasan Al-Jamal
Komentar
Posting Komentar