Langsung ke konten utama

Mengapa Nabi Sering Membaca Surat Al-Kafirun


Keutamaan surat Al-Kafirun terlihat dari seringnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memadukan surat ini bersama salah satu surat terpenting dalam Al-Quran; Al-Ikhlas.

Saat sholat sunnah witir, sholat qabliyah subuh, sholat ba'diyah magrib, termasuk sholat magrib itu sendiri.

Jika Al-Ikhlas mengajarkan prinsip tauhid, hubungan manusia dengan Tuhannya, maka Al-Kafirun seolah mengajarkan prinsip muamalah, hubungan antar sesama manusia.

Toleransi. Kepada orang kafir pun diajarkan agar selesai dengan "lakum dinukum waliyadin".

Padahal mereka "melecehkan Allah" dengan menyekutukan Allah, menganggap Allah punya anak, menyamakan Allah dengan patung, dll.

Tapi tetap, diajarkan kita bermuamalah dengan "lakum dinukum waliyadin".

Jadi aneh, kalau di grup komplek, ketika ada ucapan peringatan Natal antar sesama Nasrani, kita diam dan toleransi. 

Tapi ketika di grup jamaah masjid, ada yang memperingati maulid, tetiba ada forwardan artikel yang menjelekkan habis-habisan, dengan ancaman neraka, padahal itu masalah khilafiyah. Alasannya, ini tanda peduli dan dakwah.

Pertanyaannya, kalau dakwah dengan menjatuhkan pendapat orang lain seperti itu, apakah akan bermanfaat? Atau memicu permusuhan antar umat?

Contoh keanehan lain juga di ranah politik.

Beda partai, beda idola pemimpin, menjelekkan, nyinyir, bahkan sampai berkata-kata kasar. Padahal masih sesama muslim. 

Sekali lagi, kepada orang kafir pun kita diajarkan memakai prinsip "lakum dinukum waliyadin". 

Itu ketika perbedaannya sangat prinsip, tentang agama. Maka terhadap yang perbedaannya lebih ringan, maka sikap seorang muslim harusnya lebih lembut.

Seringnya disunnahkan membaca Al-Kafirun di berbagai sholat, mungkin bermaksud menguatkan adab interaksi seorang muslim kepada sesama manusia.

Semoga Allah menolong kita mentadabburi dan mengamalkan Al-Quran.

Wallahul musta'an


===
Bogor,
Jelang Rabiul Awwal 1446

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Wali Santri untuk Anak di Pondok

  (… sebutkan nama anak …)  اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ اللَّهُمّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ اللَّهُمّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبَهُ، وَنُوْرَ صَدْرَهُ، وَجَلاَءَ حُزْنَهُ، وَذَهَابَ هَمَّهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لَهُ شَأْنَهُ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْهُ إِلَى نَفْسِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Artinya: “Ya Allah rahmatilah (nama anak), Ya Allah pahamkanlah ia agama-Mu, dan ajarkanlah tafsir kepadanya (1), Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (2), Ya Allah jadikanlah Al-Quran hiburan di hatinya, cahaya di dadanya, penghapus kesedihannya, dan penghilang kegelisahannya (3), Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusan anakku, jangan serahkan kepada dirinya sendiri walau hanya sekejap mata (4). Ya Rabb, anugerahkanlah aku anak yang ...

PRINSIP TAISIR DALAM FIQIH MENURUT MANHAJ WASATH

Masjid Al Ghiffari IPB 8 Oktober 2017 Kajian rutin Ahad kedua Dr. Taufiq Hulaimi, Lc, MA Link rekaman video di youtube: #1: https://youtu.be/RAu9KP5ihq4 #2: https://youtu.be/ugKbRapphBI #3: https://youtu.be/bfbqMWPrKfM Prinsip pertama dalam manhaj al wasathiyah adalah at taysir. At taysir: *Fiqih dibuat mudah selama masih ada dalil yang mendukungnya.* Kebalikannya: At tasyaddud: Fiqih dibuat keras dan berat. AL WASATHIYAH Al Azhar Mesir mensosialisasikan prinsip al wasathiyah. *Al wasathiyah artinya di tengah.* Sesuatu yang terbaik. Wasathiyah kurang tepat jika diterjemahkan dengan kata 'moderat' tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai 'yang terbaik.' Manusia ada kecenderungan untuk menjadi terlalu keras atau terlalu cair. Islam tidak keduanya, tetapi di tengah. Dan biasanya *yang terbaik adalah yang di tengah.* Terlalu keras, segalanya tidak boleh, ekstrim kanan. Terlalu cair, segalanya boleh, ekstrim kiri. وَكَذَٰ...

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا...