Langsung ke konten utama

Betulkah Sunnah Berbuka dengan Kurma?



Hadits menyebut berbukalah dengan kurma basah (ruthob) tepatnya. Kalau tidak ada, maka kurma kering (tamr). Kalau tidak ada maka air putih (HR. Abu Dawud no.2356).

Jadi bela-belain berbuka dengan kurma boleh saja dibilang sunnah. 

Tapi sunnah berbuka bukan hanya dilihat secara materiil, melainkan juga harus secara immateriil.

Sunnah berbuka secara immateriil adalah makan sederhana. Bukan melimpah ruah. 

Kurma dan atau air putih. Begitu asholahnya.

Sayangnya memang nafsu itu susah dikendalikan. Walaupun sudah berhasil ditahan 14 jam, tapi menahan sebentar di menit-menit berbuka seakan perkara maha sulit.

Sayangnya memang nafsu susah dikendalikan. Walaupun ayat-ayat kauniyyah kesehatan sudah bilang kurangi makan tinggi gula dan karbo saat berbuka, tetap kita ahli *membuat berbagai alasan.*

Kurma itu sunnah. Tapi kesederhanaan dan menjaga kesehatan dengan sebaik yang kita bisa, juga sunnah. Bahkan lebih utama.

Jangan sampai kita memilih-milih sunnah. Ketika Nabi saw makan sesuatu maka kita ikuti. Tapi ketika Nabi saw sering puasa dan jarang makan, kita tidak mau ikuti. Jangan-jangan kita mengikuti sunnah yang disukai nafsu kita saja.

Dikisahkan, Khalifah Harun Al-Rasyid memperkerjakan seorang dokter nasrani.

Suatu ketika, sang dokter berbincang dengan Husain bin Waqid rahimahullah;

"Dalam kitab orang Islam, tidak pernah disebutkan sedikit pun tentang ilmu kedokteran".

Husain bin Waqid menjawab, "Dalam kitab kami, ada sebuah ayat pendek namun telah mengumpulkan semua ilmu kesehatan".

Dokter nasrani, "Apakah itu?"

Husain bin Waqid, "Yaitu firman Allah; 'Makan dan minumlah namun jangan berlebih-lebihan' ".

Dokter nasrani, "Nabi kalian juga tidak pernah berbicara tentang kesehatan".

Husain bin Waqid, "Nabi kami telah bersabda dengan kalimat yang pendek namun ia telah mengumpulkan semua ilmu kesehatan".

Dokter nasrani, "Apakah itu?"

Husain bin Waqid, "Yaitu sabda beliau, 'Perut itu rumah penyakit, mencegah adalah pengobatan terbaik' ".

Dokter nasrani, "Jika demikian, kitab dan nabi kalian tidak memberi bagian lagi kepada Jalinius".
(Qawaid Nabawiyah, Dr. Umar Muqbil, Istirahat Sejenak dari Lelah Dunia, Muhammad Yasir Lc.)

Semoga Allah lembutkan hati umat ini, tuk nyaman dalam kesederhanaan, meniru nabinya shallallahu 'alaihi wasallam .


===
Ramadan 1446

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...