Diungkap oleh Pakar Ushul Fiqih, Syaikh Dr. Muntaha, di antara maqashid (tujuan) berpuasa adalah at-taqliil; bersedikit-sedikit, khususnya dalam hal makan.
Hal ini baik di siang harinya, maupun di malam harinya. Jadi bulan Ramadan adalah bulan mengendalikan hawa nafsu, bukan hanya di waktu siang tapi juga malam.
Karenanya, hadits tentang sunnah berbuka dengan kurma dan air putih, dari sudut pandang ushul fiqih, memiliki maksud mengajak tuk berbukalah dengan sederhana, dan berbukalah dengan yang mudah, dan berbukalah dengan yang sehat.
Sehat, sebagaimana kandungan kurma sudah banyak dikaji ahli gizi. Mudah, karena kurma itu makanan yang paling umum di masyarakat arab, hampir semua rumah punya. Kalau ga ada juga, cukup air putih. Sederhana dan ga pake repot.
Mungkin kita belum seideal itu. Tapi minimal kurangilah. Bukan malah ta'jil war. Ini bulan memerangi hawa nafsu. Bukan perang berburu ta'jil.
Bersedikit-sedikit dalam urusan makan, akan berefek pada ibadah yang lebih banyak.
Seperti nasihat Imam Syafi'i; "...kenyang membuat badan berat, hati menjadi keras, kecerdasan berkurang, lebih banyak tidur dan malas ibadah."
[Adabus Syafi'i wa Manaqibuh]
Ramadan tinggal sepekan. Patutlah kita semakin kurangi makan, dan lebih sibuk mendekat pada Allahur-Rahman.
===
Sisa Ramadan 1446
Bersedikit-sedikit dalam urusan makan, akan berefek pada ibadah yang lebih banyak.
Seperti nasihat Imam Syafi'i; "...kenyang membuat badan berat, hati menjadi keras, kecerdasan berkurang, lebih banyak tidur dan malas ibadah."
[Adabus Syafi'i wa Manaqibuh]
Ramadan tinggal sepekan. Patutlah kita semakin kurangi makan, dan lebih sibuk mendekat pada Allahur-Rahman.
===
Sisa Ramadan 1446
Komentar
Posting Komentar