Ilyas baru pulang main bola di lapangan komplek. Setelah mengucap salam, melihat Ayahnya di teras, ia langsung semangat bercerita.
Ilyas: Yah, tadi abis maen bola kan haus, tapi ga bawa uang jajan. Eh, pas ngerogoh kantong bawah celana ternyata ada duit 5 ribu. Alhamdulillah rezeki, jadi bisa beli minum.
Ayah: Masya Allah. Padahal itu uang Ilyas sendiri kan ya.
Ilyas: Iya, ya. Hehe... Dulu pernah lupa kali.
Ayah: Mungkin begitu juga konsep rezeki dari Allah, Yas. Rezeki itu sudah ada, ditetapkan Allah atas nama kita. Cuma kitanya aja belum nemuin.
Kalau rezeki Ilyas tadi ternyata ada di kantong, di lain waktu mungkin rezeki Ilyas ada di Ayah, atau ada di pembeli kalau Ilyas jadi pedagang. Atau rezekinya ketemu ketika banyak ibadah, ya bisa aja.
Ilyas: Betul juga ya, Yah. Tinggal ditemuin aja sebenarnya. Rezekinya sudah pasti.
Ayah: Yap. Karena rezekinya sudah pasti, tinggal cara nemuinnya aja kita pastikan cara halal. Karena pake cara haram pun, rezeki kita ya itu-itu aja.
Dah sana mandi dulu, dah bau apek.
Ilyas: Siap, Ayah.
===
"...bertakwalah engkau kepada Allah, dan baguskanlah caramu dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mati, kecuali ia telah mengenyam seluruh rezekinya"
(HR. Ibnu Majah no.2144)
Komentar
Posting Komentar