Dengan anak-anak.
Tentang masa depan........... dakwah.
Dakwah ini umurnya akan melampaui umur kita. Dan usia kita juga (akan) semakin senja.
Mari sampaikan dengan baik dan serius, tongkat estafet ini.
Jangan biarkan mereka hanya melihat saja kesibukan ayah bundanya tanpa al-fahmu.
Al-fahmu dibangun dengan ngobrol. Sebagaimana obrolan para Nabi dengan anak-anaknya yang diabadikan dalam Al-Quran. Bahkan yang bukan Nabi seperti Ayah Luqman pun ngobrol dengan anaknya tentang amar ma'ruf nahi munkar.
Yuk ngobrol serius dengan anak-anak kita. Setidaknya saat usianya mulai baligh.
Tentang dakwah. Tentang Ali Imran 110, siapa itu umat terbaik.
Tentang Fusshilat 33, apa itu amalan terbaik.
Tentang Ash-Shaf 4, bagaimana cinta Allah pada pejuang yang berbaris rapi.
Yuk ngobrol dengan mereka. Yang lahir dari rahim dakwah. Maka obrolan dakwah adalah hak mereka.
Yuk ngobrol dengan mereka. Sambil menraktir makanan kesukaan mereka. Atau sambil menraktir wisata ke gunung atau villa.
Seperti dulu kita, diajak ngobrol oleh guru-guru kita. Saat kemping di hutan, atau sekedar makan enak di restoran. Dan itu terus diulang dalam berbagai kesempatan. Karena al-fahmu tidaklah instan.
Ayah Bunda, selamat mengobrol dengan para penerus dakwah original made in rumah kita.
Semoga Allah menolong kita.
Tentang masa depan........... dakwah.
Dakwah ini umurnya akan melampaui umur kita. Dan usia kita juga (akan) semakin senja.
Mari sampaikan dengan baik dan serius, tongkat estafet ini.
Jangan biarkan mereka hanya melihat saja kesibukan ayah bundanya tanpa al-fahmu.
Al-fahmu dibangun dengan ngobrol. Sebagaimana obrolan para Nabi dengan anak-anaknya yang diabadikan dalam Al-Quran. Bahkan yang bukan Nabi seperti Ayah Luqman pun ngobrol dengan anaknya tentang amar ma'ruf nahi munkar.
Yuk ngobrol serius dengan anak-anak kita. Setidaknya saat usianya mulai baligh.
Tentang dakwah. Tentang Ali Imran 110, siapa itu umat terbaik.
Tentang Fusshilat 33, apa itu amalan terbaik.
Tentang Ash-Shaf 4, bagaimana cinta Allah pada pejuang yang berbaris rapi.
Yuk ngobrol dengan mereka. Yang lahir dari rahim dakwah. Maka obrolan dakwah adalah hak mereka.
Yuk ngobrol dengan mereka. Sambil menraktir makanan kesukaan mereka. Atau sambil menraktir wisata ke gunung atau villa.
Seperti dulu kita, diajak ngobrol oleh guru-guru kita. Saat kemping di hutan, atau sekedar makan enak di restoran. Dan itu terus diulang dalam berbagai kesempatan. Karena al-fahmu tidaklah instan.
Ayah Bunda, selamat mengobrol dengan para penerus dakwah original made in rumah kita.
Semoga Allah menolong kita.
Komentar
Posting Komentar