Tidak sengaja menemukan kemasan minuman teh sachet bubuk yang diberi subtitle cukup besar "Dengan GULA BATU".
Ketika dicek, ternyata kandungan gula batu tertulis hanya 0,025%. Kandungan yang hampir tidak ada artinya, tapi menjadi poin marketing utama.
Pernah juga melihat plang toko herbal di pinggir jalan utama dengan tulisan "Toko Herbal Terlengkap".
Apakah benar terlengkap? Terlengkap senasional? Tingkat kota? Atau tingkat RT?
Penggunaan kata "Terlengkap", "Terbaik", dan kata "ter" lainnya termasuk hal yang perlu diperhatikan.
Karena di antara hal utama dalam marketing sesuai syariah adalah *kejujuran dan keterbukaan.* Inilah makna jual beli mabrur menurut ulama.
Jujur maksudnya keunggulan produk yang disampaikan memang benar.
Kalau kandungan gula batu cuma 0,025% sedangkan gula pasir dan pemanis buatannya jauh lebih banyak, tentu tidak selayaknya menjadikan "gula batu" sebagai poin marketing.
Demikian juga kalau belum ada survei yang membuktikan bahwa jasanya terlengkap atau produknya terbaik, sebaiknya gunakan kata lain.
Adapun keterbukaan maksudnya menjelaskan kekurangan-kekurangan produk bila ada. Yang paling mengamalkan poin ini mungkin produk rokok. Jelas selalu menyampaikan; Rokok membunuhmu.
Sayangnya kekurangannya terlalu berbahaya, sehingga walaupun marketingnya sesuai syariah, produknya malah melanggar syariah.
Semoga Allah selalu menunjukkan kita pada amal muamalah yang diridhoiNya, dan kita pun ridho dengannya.
===
Muqorrobin,
Bogor,
15 Muharram 1445
Komentar
Posting Komentar