Al-Quran sudah tahu.
Sejak 1400an tahun lalu.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabar-sabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu . Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."
[QS. Toha: 132]
Tanggung jawab mendidik anak sholat itu ada di kepala keluarga.
Dan di sini Al-Quran memakai kata "washtobir", bukan "washbir".
Tambahan "to" itu bermakna penguatan. Jadi bukan;
"bersabarlah", tapi "bersuabar-suabarlah".
Rezeki itu sudah dijamin. Yang belum dijamin itu; anak kita sholatnya benar atau nggak. Tepat waktu atau nggak.
Jangan sampai kita sibuk mengejar yang sudah dijamin Allah, tapi lupa sibuk mengejar yang belum dijamin Allah.
Jangan dikira penghasilan kita itu murni karena usaha kita. Itu bisa durhaka sama Allah Yang Maha Pemberi Rezeki.
Anak sholeh yang rajin sholat, juga bisa menjadi penyebab lancarnya rezeki kita. Bukan hanya rezeki dunia yang 60~70 tahunan saja. Tapi juga rezeki akhirat yang milyaran tahun sampai tak terhingga. Waspadalah.
Selamat mencari rezeki.
===
Muqorrobin,
Bogor,
21 Muharram 1445
Komentar
Posting Komentar