Langsung ke konten utama

Mengapa Usia Anak Terjerumus Asusila Semakin Cepat?




Data BKKBN menyebutkan bahwa sebanyak 20% dari kelompok usia 14~15 tahun sudah pernah melakukan seks bebas. Artinya kalau sekelas anak SMP ada 30 orang, kemungkinan 6 orang sudah pernah melakukannya. 

Kelompok usia 16~17 tahun angkanya lebih parah; 60%.

Apakah penyebabnya?

Salah satunya: informasi.

Perkembangan teknologi informasi menjadikan anak-anak bersentuhan dengan informasi jauh lebih cepat daripada orang dahulu.

Disebutkan bahwa informasi yang diperoleh orang zaman ini dalam 1 hari, lebih banyak daripada informasi yang diperoleh seorang warga Inggris di abad ke-17, seumur hidupnya! (Shuugo Hotta, 2022).

Jadi, kalau orang zaman dulu baru kenal pornografi, seks bebas, narkoba, LGBT di usia lebih dewasa, maka anak zaman sekarang akan mengenalnya lebih cepat. Dan bisa diulang-ulang setiap hari. 

Maka menjadi tantangan bagi para orang tua di zaman sekarang, tuk menyiapkan anaknya memiliki imun lebih cepat , karena serangan informasi juga sangat cepat.

Jika anak belum punya imun dalam hati dan pemikirannya, lebih baik tidak diberi akses ke media super informatif (gadget).

Salah satu imun terbaik adalah iman. Tapi iman bukanlah sekedar hafalan rukun iman.

Iman adalah pemahaman yang dibentuk melalui dialog berulang . Siapa Allah, mengapa menyembah Allah, Allah Maha Melihat, dst.

Orang tua perlu hadir demi imunitas ini. Sejak dini. Sejak di rumah. Karena serangan informasi ke depan, akan semakin cepat dan deras. 

Inilah di antara makna nasihat;

"Didiklah anakmu sesuai zamannya".

Siapkan imunitas sesuai zamannya. Bukan buru-buru disuruh ikut trend sesuai zamannya.

Selamat berdialog dengan anak-anak.


===
Bogor,
24 Muharram 1445

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Wali Santri untuk Anak di Pondok

  (… sebutkan nama anak …)  اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ اللَّهُمّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ اللَّهُمّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبَهُ، وَنُوْرَ صَدْرَهُ، وَجَلاَءَ حُزْنَهُ، وَذَهَابَ هَمَّهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لَهُ شَأْنَهُ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْهُ إِلَى نَفْسِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ Artinya: “Ya Allah rahmatilah (nama anak), Ya Allah pahamkanlah ia agama-Mu, dan ajarkanlah tafsir kepadanya (1), Ya Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (2), Ya Allah jadikanlah Al-Quran hiburan di hatinya, cahaya di dadanya, penghapus kesedihannya, dan penghilang kegelisahannya (3), Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusan anakku, jangan serahkan kepada dirinya sendiri walau hanya sekejap mata (4). Ya Rabb, anugerahkanlah aku anak yang ...

PRINSIP TAISIR DALAM FIQIH MENURUT MANHAJ WASATH

Masjid Al Ghiffari IPB 8 Oktober 2017 Kajian rutin Ahad kedua Dr. Taufiq Hulaimi, Lc, MA Link rekaman video di youtube: #1: https://youtu.be/RAu9KP5ihq4 #2: https://youtu.be/ugKbRapphBI #3: https://youtu.be/bfbqMWPrKfM Prinsip pertama dalam manhaj al wasathiyah adalah at taysir. At taysir: *Fiqih dibuat mudah selama masih ada dalil yang mendukungnya.* Kebalikannya: At tasyaddud: Fiqih dibuat keras dan berat. AL WASATHIYAH Al Azhar Mesir mensosialisasikan prinsip al wasathiyah. *Al wasathiyah artinya di tengah.* Sesuatu yang terbaik. Wasathiyah kurang tepat jika diterjemahkan dengan kata 'moderat' tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai 'yang terbaik.' Manusia ada kecenderungan untuk menjadi terlalu keras atau terlalu cair. Islam tidak keduanya, tetapi di tengah. Dan biasanya *yang terbaik adalah yang di tengah.* Terlalu keras, segalanya tidak boleh, ekstrim kanan. Terlalu cair, segalanya boleh, ekstrim kiri. وَكَذَٰ...

Mahabbatullah II: Pupuk Cinta dan Tanda-Tanda Cinta

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang sebab-sebab Mahabbatullah, kali ini kita akan membahas tentang amalan yang dapat memupuk Mahabbatullah dan tanda-tanda Mahabbatullah dalam diri kita. Di antara amalan pemupuk cinta adalah; 1. Membaca dan merenungi surat-surat cinta-Nya Allah azza wajalla, telah mengirimkan surat-suratNya kepada kita melalui perantaraan utusanNya al Mustofa. Maka jalan pertama untuk mencintai-Nya adalah dengan membaca surat-surat itu. الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (al Baqarah 121) Dan tidak hanya membaca, tapi juga memperhatikan ayat-ayatnya dan mengkajinya. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا...