Langsung ke konten utama

Dua Fokus Penting Pendidikan Anak



Ketika ortu merasa waktunya terbatas, dan tantangan pengasuhan makin beragam, mungkin solusinya cukup fokus pendidikan di rumah pada 2 hal ini.

1. Sholat Awal Waktu
Fokuskan pendidikan anak di rumah agar selalu sholat di awal waktu.

Ini adalah praktik pendidikan tauhid yang utama, panggilan Allah selalu nomor satu.

Ini juga rukun super penting, yang dapat menentukan anak kita masih muslim atau tidak.

Doakan mereka, dialogkan, dan contohkan terus menerus terkait hal ini.

Bahwa memenuhi panggilan Allah di awal waktu itu penting. 

Allah yang memberinya kehidupan, yang memberinya rezeki berupa makanan, uang jajan, dan menjadikannya seperti sekarang.

2. Bakti kepada Orang Tua
Fokuskan pendidikan anak agar benar-benar bakti tingkat tinggi kepada ortu.

Didik mereka tuk berkalimat santun dan berperilaku santun. Berkata "ah" saja tidak boleh. Apalagi goler-goler main game ketika ibunya sibuk masak dan cuci piring tuk dia.

Jangan biarkan mereka kehilangan kesempatan masuk surga dari pintu paling tengah. 

Doakan mereka, dialogkan, dan contohkan terus menerus terkait hal ini.

Bahwa bakti pada orang tua itu wajib. Orang tua yang memberinya kehidupan (melahirkan), memberinya rezeki (dari Allah) berupa makanan, uang jajan, dan menjadikannya seperti sekarang.

Jika dua fokus pendidikan ini tuntas pada anak, maka, insya Allah mereka akan sukses sebagai pejuang di jalan Allah.

Sesuai urutan amal paling dicinta dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari Sahabat Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu:

No. 1; Sholat awal waktu
No. 2; Bakti pada orang tua
No. 3; Jihad fi sabilillah

Menjadikan anak hidupnya istiqamah di jalan Allah, adalah kesuksesan yang sebenarnya. 

Karena itulah yang akan menjamin mereka bisa hidup enak ga susah, tidak hanya sementara di dunia, tapi juga selamanya kelak.

Semoga Allah menolong kita.


===
Bogor,
29 Dzulhijjah 1444

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...