Lebih tepatnya adalah memberi nafkah.
Apa bedanya?
Kalau Ayah hanya mencari nafkah, tapi tidak memberi nafkah (kepada keluarganya), itu namanya Ayah pelit.
Nafkah itu ada yang lahir dan batin. Kepala keluarga selayaknya memberikan keduanya tuk seluruh anggota keluarga.
Nafkah lahir mungkin mudah dibagi. Tinggal transfer.
Nafkah batin? Sayangnya belum ada aplikasi yang dapat mentransfer kasih sayang, perhatian, dll.
Maka, seorang Ayah perlu hadir dalam keluarga, tuk menunaikan kewajibannya memberikan nafkah batin tersebut.
Nafkah lahir dan nafkah batin, sama-sama bikin lapar, kalau kekurangan.
Anak-anak bukanlah hewan peliharaan, yang cukup diberi makan setiap hari untuk membuatnya patuh pada tuannya.
Anak-anak adalah manusia, yang memiliki akal dan jiwa. Dia akan lebih patuh kepada yang dapat memenuhi kebutuhan batinnya itu.
Jangan sampai para Ayah merugi. Sudah habis tuk anak-anak berbagai materi, tapi dari mereka tidak mendapat satu pun bakti.
Atau malah harus mengurus berbagai masalah mereka; hidup foya-foya ikutan trend, terjerumus narkoba, hamil di luar nikah, dsb.
Akhirnya nanti, Ayah mencari nafkah, hanya untuk membayar masalah-masalah, yang timbul karena anaknya.
Ini baru rugi dunia, belum rugi akhirat yaitu tidak adanya anak sholih yang selalu mendoakannya.
Yuk, hilangkan lapar batin anak-anak kita. Jangan jadi Ayah pelit. Jangan biarkan anak-anak "jajan tidak sehat" di luar sana; dibungkus bagus sehingga menarik, tapi isinya bahan-bahan yang merusak akal dan jiwa.
Selamat hari libur untuk para Ayah. Hari bermain dan mengobrol bersama keluarga, berbagi nafkah batin untuk mereka.
===
Bogor,
Hari Anak Nasional 2023
Komentar
Posting Komentar