Langsung ke konten utama

Sholat Wanita Lebih Baik di Masjid?



Jika sholat di rumahnya suka telat-telat, tidak di awal waktu. Maka lebih baik ke masjid saja. Inilah amal paling dicinta Allah; sholat awal waktu.

Jika ia seorang ibu, dan memiliki anak yang sudah masuk usia belajar sholat. Maka lebih baik temani anaknya pergi ke masjid.

Ketika ayah sedang tidak ada, maka ibu selayaknya menjadi tandem ayah dalam mendidik anak sholat ke masjid.

Ada anak yang susah disuruh sholat, karena terbiasa melihat ibunya yang menunda-nunda sholat.

Ada anak yang dibiarkan saja pergi sendiri ke masjid padahal belum bisa sholat mandiri. Akhirnya bukannya sholat, malah mengganggu temannya yang sholat. 

Apalagi kalau sudah bisa berbohong kepada ibunya saat pulang mengaku sudah sholat, padahal tidak. Ini menjadi tambahan PR akhlak yang luar biasa tuk orang tua.

Pendidikan sholat, adalah pendidikan super penting bagi anak, yang disebutkan secara khusus dalam hadits, dan ditegaskan dalam Al-Quran, agar disabar-sabarkan.

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya..."
(QS. Thoha: 132)

Mendidik anak sampai tertib dan mandiri sholat memang perlu kesabaran. 

Ibu dan Ayah perlu bekerja sama. Salah satunya sama-sama komitmen menemani anak sholat ke masjid.

Ibu yang menemani anak sholat ke masjid mendapat 2 keuntungan;
1. Mendapatkan cinta Allah karena sholatnya menjadi awal waktu.
2. Mendapatkan pahala jariyah dari sholat anaknya yang tertib dan awal waktu.

Jika ibu tidak bisa ke masjid? Maka ibu bisa berjuang, disiplin bersama anak, sholat di rumah awal waktu. 

Semoga Allah menolong kita.


===
Bogor,
7 Muharram 1445

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Umar bin Khattab dan Anak-Anak Kita

Dalam Hadits Imam Ad-Darimi no. 436, dikisahkan bahwa; Suatu ketika Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ia dalam kondisi bersemangat karena mendapatkan salinan Taurat. Namun Nabi justru menampakkan wajah tidak senang, bahkan Umar ditegur dengan keras. Apa persamaannya dengan anak-anak kita sekarang? Sama-sama tidak dianjurkan membaca sembarang sumber, sebelum iman tertanam kuat di dalam jiwa. Betul, anak-anak kita sekolahnya di islam terpadu, ngaji di sekolah setiap hari. Pun ditegakkan aturan menutup aurat selalu. Tapi juga rajin menyerap tontonan artis korea yang tampak glowing dengan busana terbuka, kata-kata kasar di postingan viral, juga bermain game yang padat konten pembunuhan dan pakaian seksi. Jika seorang sekelas Umar yang masih halaqoh langsung dengan sang Nabi saja masih dilarang dulu baca-baca Taurat sembarangan. Apakah seorang anak diperbolehkan "baca-baca" gadget sembarangan hanya karena sudah sek...

Kok Orang Tua Dulu Ga Belajar Parenting?

Orang tua sekarang harus belajar bagaimana bersikap ke anak, cara berbicara ke anak. Orang tua ga boleh marah ke anak, ga boleh banyak nyuruh, tapi harus paham kejiwaan anak. Orang tua juga harus paham perkembangan otak anak. Cara parenting ke anak usia 7 tahun beda dengan yang 12 tahun. Nanti kalau anak remaja beda lagi caranya. Jadi orang tua harus paham adab dan tata cara berinteraksi dengan anak. Apakah anak juga belajar "childrening"? Belajar gimana cara bersikap dan berbicara kepada orang tua? Atau qoulan karima kalau kata Al-Quran... Gimana adab ketika ditegur orang tua, dan sikap ketika orang tua menyuruh sesuatu? Kenapa anak ga belajar "childrening"? Karena anak fokus belajar akademik agar pintar. Rajin les dan ekskul agar berprestasi. Biar masa depan sukses, pekerjaan bergengsi, hidupnya mapan. Sedangkan orang tuanya harus rajin parenting, biar ga berbuat salah sama anak... Lalu, kenapa banyak orang tua dulu ga belajar parenting tapi anak-anak...

Ulama Ahlus Sunnah Pendukung Maulid

Berikut ini beberapa pendapat imam ahlus sunnah yang pro terhadap peringatan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dicantumkannya pendapat ulama yang kontra, karena biasanya pendapat tersebut sudah lebih banyak disebar. 1. Imam As-Suyuthi Pertanyaan: “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera untuk hamba pilihanNya, wa ba’d: telah datang pertanyaan tentang perbuatan maulid nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, apa hukumnya menurut pandangan syariat? apakah itu terpuji atau tercela? apakah mendapatkan pahala atau tidak, bagi si pelakunya?”  Jawaban: Bagi saya, dasar dari maulid nabi adalah berkumpulnya manusia, membaca yang mudah dari Al Quran, dan membaca kisah-kisah yang warid  tentang konsepsi riwayat kehidupan  Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan membaca apa-apa yang terjadi pada hari kelahirannya berupa tanda-tanda kemuliaannya, dan menyediakan makanan buat mereka, lalu selesai tanpa ada tambahan lain, maka itu adalah bid’ah hasanah, dan diberikan ...