Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Bentuk Puncak dari Puasa adalah Itikaf

Lihatlah bagaimana Al Quran menyusun ayat tentang puasa dan itikaf dengan SERUPA... Mengawali rangkaian ayat puasa dengan al-Baqarah 183, Allah mewajibkan puasa agar orang beriman menjadi berTAKWA, لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ Dan ketika mengakhiri ayat puasa dengan al-Baqarah 187, Allah menjelaskan syariat itikaf dengan tujuan yang persis sama, yaitu TAKWA, لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ Setelah Allah menjelaskan dengan indah bagaimana mengisi puasa agar bisa menggapai takwa, yaitu dengan; memberi makan orang lain ( ayat 184) membaca alQuran (ayat 185) berdoa (ayat 186), Allah azza wa jalla menutupnya dengan syariat itikaf sebagai pengejawantahan bentuk puncak dari puasa itu sendiri. Para ulama menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda diterimanya amal sholeh seorang hamba adalah dimudahkannya hamba tersebut mengerjakan amal sholeh berikutnya. Jika demikian, maka di antara tanda-tanda diterimanya puasa dan amalan hamba di awal-awal Ramadhan adalah, dimudahkannya hamba tersebut meng

Sarapan Apa Hari Ini?

Makan pagi, atau sarapan, termasuk di antara gaya hidup sehat, yang sudah menjadi jumhur, bahkan ijma' dunia kesehatan. Karena itu, tidak jarang mereka yang tidak menyempatkan makan pagi, dianggap orang yang bergaya hidup kurang sehat. Tapi, tahukah kita, bahwa bukan hanya raga yang perlu "sarapan"? Bukankah diri kita memiliki unsur lain selain raga? Ya, Jiwa. Sama seperti raga, "sarapan" bagi jiwa pun adalah sesuatu yang penting. Tentu kita sepakat, sarapan menjadi gaya hidup sehat bukan karena sekedar sarapan, tapi juga harus dilihat apa sarapannya. Ada sarapan yang sehat dan ada sarapan yang justru bikin sakit. Bayangkan seseorang yang menganggap bahwa rokok, kopi, dan gorengan (campur plastik? ^_^;) adalah sarapan sehari-harinya. Kira-kira akan sehatkah hidupnya? Sama persis dengan jiwa. Kalau bangun tidur yang disantap gosip (via WA, fb, dll), film kartun (spongeb***, dll), games, dst, kira-kira sehatkah bagi jiwa? You are what you eat

Apa Perbedaan Maghfiroh dan 'Afuw

Dalam bahasa Indonesia, maghfiroh biasa diterjemahkan dg makna ampunan, sedangkan 'afuw biasa diterjemahkan dg  makna maaf. Namun, dalam bahasa arab, keduanya memiliki makna yang lebih mendalam. Para ulama, di antaranya Imam Al Ghazhali, menjelaskan bahwa maghfiroh bermakna menutupi, sehingga ketika Allah memberikan maghfiroh-Nya, maka ia menutupi dosa dan kesalahan kita. Sesuatu yang ditutupi, maka sebenarnya ia masih ada, namun tidak terlihat. Sedangkan 'afuw bermakna menghapus, sehingga ketika seorang hamba mendapatkan 'afuw, maka ia dihapus dosa dan kesalahannya. Sesuatu yang dihapus, maka ia hilang. Lebih lanjut, ulama menjelaskan bahwa dosa yang telah mendapat maghfiroh, masih tercatat di buku catatan amal, dan masih akan ditanyakan di Hari Akhir, hanya saja Allah tidak akan menghukum hamba karenanya. Adapun dosa yang telah mendapat 'afuw, maka ia terhapus dari buku catatan amal hamba, dan tidak lagi ditanyakan di Hari Akhir. Karena inila