Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Adab Jalan-Jalan dan Liburan

1. Jangan beli produk pendukung israhel 2. Jangan berhenti doakan saudara di Gaza 3. Tetap posting tentang mereka 4. Tambah lagi donasi tuk saudara dan handai taulan di Gaza. Sedekah adalah penolak bala. Semoga rencana liburan ayah bunda lancar dan berkah. === Yuk bisa yuk, donasi sekarang juga.  Bantu Gaza dari kedinginan dan kelaparan. Transfer: BSI 7018362133 an. Komite Nasional untuk Rakyat Palestina #kasihtahuyanglain

Kisah Para Imam

Diceritakan Abdullah bin Wahab mengenang Imam Malik dengan berkata; "Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab daripada ilmunya." Adapun guru dari Imam Malik; Imam Abu Hanifah pernah berkata, "Hikayat para ulama dan duduk bersama mereka, lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fikih. Karena dalam kisah mereka diajarkan adab dan akhlak luhur mereka". Bagaimana dengan kita? Sepertinya kita terlalu banyak mengutip pendapat fikih para Imam tapi hampir-hampir melupakan akhlak mereka. Ilmu yang didapat, malah berbuah debat dan saling menyalahkan pendapat. Mari sejenak kembali ke akhlak. Semoga dengannya, ilmu-ilmu kita akan berbuah kasih sayang dan manfaat. === Bogor, H-85 Ramadhan 1445

Skill Matematika Imam Abu Hanifah

Seorang wanita pernah datang kepada Abu Hanifah lalu mengadu; "Saudara laki-lakiku meninggal dunia dan meninggalkan 600 dirham. Namun, aku hanya diberi satu dirham darinya." Abu Hanifah bertanya, "Siapa yang membagikan warisnya?" "Dawud Ath-Tha'i", jawabnya. Abu Hanifah berkata, "Itu memang hakmu. Bukankah saudaramu meninggalkan 2 anak perempuan, seorang istri, ibu, 12 saudara lelaki dan 1 saudara perempuan yaitu kamu?" "Betul", jawabnya. Abu Hanifah melanjutkan, "2 anak perempuan mendapatkan 2/3 (400 dirham), ibu mendapat 1/6 (100 dirham), istri mendapat 75 dirham, dan sisanya 25 dirham untuk saudara-saudara lelaki dan perempuan; setiap saudara lelaki mendapatkan 2 dirham, dan engkau mendapatkan 1 dirham". === Diceritakan ulang dari "400 Kisah Imam Empat Mazhab"

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

5 Langkah Praktis Menshalihkan Buah Hati

1. Berterima kasih kepada Allah Bersyukur pada Allah atas penghasilan halal kita berapapun itu, kondisi pasangan, kondisi anak-anak yang ada, dst.  2. Berterima kasih kepada orang tua kita sendiri Sulit rasanya kita mendapatkan anak shalih, jika kita sendiri bukan anak yang shalih terhadap orang tua kita. 3. Memperbanyak amal yang diridhai Allah Orang tua yang banyak beramal shalih akan menjadikan pertolongan Allah dekat. Anak-anak pun akan meneladani apa yang mereka lihat. 4. Banyak bertaubat Dosa-dosa orang tua di tengah perjalanan bisa mennggelincirkan keluarga dari jalan kebaikan, bahkan bisa menjadi contoh bagi anak-anak. 5. Berserah kepada Allah Setelah langkah itu semua, tetap berserah secara penuh kepada Allah, karena memang hanya Allah yang berkuasa atas setiap hati manusia. Semua langkah-langkah ini terangkum dalam doa di dalam Al-Quran; رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ