Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Bank Syariah sama seperti Bank Konven!

Setuju dengan judul di atas serupa dengan menganggap sama produk berlabel halal MUI dan produk berlabel kandungan babi (yang diwajibkan BPOM tuk makanan yang mengandung babi). Setuju dengan judul di atas, serupa dengan menganggap Majelis Ulama Indonesia (kumpulan para ulama), melakukan salah satu di antara 2 hal; 1. Salah dengan tidak sengaja, berarti mereka bodoh , 2. Salah dengan sengaja, berarti mereka jahat, menyesatkan umat. 110 Fatwa Majelis Ulama telah dikeluarkan hingga saat ini, melalui kajian mendalam, sehingga berujung pada produk perbankan syariah Indonesia masa ini. Itu semua produk kebodohan atau produk kejahatan? Dalam memahami perbankan syariah di Indonesia, sangat penting memahami perbedaan 3 hal ini; 1. Pendapat Ulama Dewan 2. Pendapat Ulama Dewean 3. Pendapat Akal Sampeyan #Riba.Dosa.Besar. #Ayo.Ke.Bank.Syariah

Tanggung Jawab Lelaki

رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ Lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Surat An-Nur: 37) Lelaki, mempunyai tanggung jawab untuk menghidupkan rumah-rumah mereka dengan dzikir, mengingat Allah (ayat 36). Tidak membiarkan pekerjaan dan urusan dunia mereka membuat mereka lalai menegakkan sholat, membayar zakat, dan mengaji ayat-ayatNya. Itu semua dilakukan, karena mereka memiliki visi yang tegas, dan terang: menyelamatkan diri mereka dan keluarga mereka, saat datangnya hari yang sangat dahsyat, saat semua amal diperlihatkan dan diperhitungkan. -Hikmah Nasihat Imam Sholat Shubuh Masjid Cut Meutia, 24 Syawal 1438-

Menjadi Muslim Seutuhnya

Dalam sebuah kontes dangdut, sang juara, biduanita, berdiri di atas panggung dengan pakaiannya yang mengumbar aurat. Ia mengucapkan hamdalah dengan begitu fasihnya, dan mengatakan bahwa usahanya ini, adalah demi orang tuanya, dan seluruh hadiah uang pun akan dijadikan hadiah umroh untuk orang tuanya. Islami sekali? Sungguh mulia kontes "laghwu" dangdut ini? Mengantarkan niat baik seorang wanita desa, memberangkatkan orang tuanya ke tanah suci menjadi kenyataan? Marilah berhati-hati dari *langkah-langkah syaitan*. Karena memang syaitan tidak hanya punya satu jurus dalam mencari teman. Terkadang yang rajin pengajian dibiarkannya, namun dipandu agar chatting mesra dengan teman pengajian muslimahnya. Terkadang yang rajin tahajud dibiarkannya, namun diajak agar nyinyir dengan perjuangan mujahid di tanah jihad. Terkadang yang banyak sedekah dibiarkannya, namun dijadikan istiqomah mencari penghasilan melanggar syariah. أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِي