Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Manisan Yang Tidak Membatalkan Puasa

๐Ÿ๐Ÿ“๐Ÿ‘๐ŸŠ “Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allรขh dan Rasรปl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allรขh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allรขh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” [HR. Bukhari dan Muslim] Ternyata iman itu ada rasanya; manis. Resepnya ada 3: Allah dan RasulNya lebih dicintai dari selainnya Allah adalah pencipta dan pemberi _seluruh_ rizki kita. Bagaimana mungkin kita tidak mencintai Dzat yang begitu pemberi? Jika kita senang ketika ditraktir orang, ketika digaji bos, ketika diberi proyek oleh klien, ketika sembuh dari sakit, ketika dapat istri baik anak sholih dll, maka kesenangan kita terhadap Allah harus jauuuh melebihi semua hal itu. Atau kita sudah tidak percaya bahwa semua itu sejatinya dari Allah? Fyi, cinta Allah dan cinta Rasul

Nilai Nyawa Seorang Beriman

Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ู„َุฒَูˆَุงู„ُ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุฃَู‡ْูˆَู†ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…ِู†ْ ู‚َุชْู„ِ ู…ُุคْู…ِู†ٍ ุจِุบَูŠْุฑِ ุญَู‚ٍّ “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Tirmidzi 1455, dan dishahihkan Al-Albani). Hadits ini menunjukkan betapa tingginya nilai nyawa seorang beriman di sisi Allah. Bahkan dunia dan seisinya ini lebih remeh daripada terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak. Maka, sudah sangat seharusnya seorang muslim berempati pada kematian manusia-manusia beriman, di manapun mereka, siapa pun mereka. Bukan bersikap tidak peduli apalagi sampai sinis dan nyinyir. Bahkan Allah menyiratkan bahwa empati itu tidak saja untuk mereka yang muslim, tapi untuk seluruh manusia. Dalam Surat Al Maidah ayat 32 disebutkan bahwa membunuh satu manusia tanpa hak disamakan dengan membunuh seluruh manusia. Ketika pembunuhan seorang manusia tanpa hak dianggap biasa saja oleh masyara

Dialog Ayah dan Anak di Akhir Hayat

Allah ta`ala berkisah di dalam Al-Quran: ุฃَู…ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุดُู‡َุฏَุงุกَ ุฅِุฐْ ุญَุถَุฑَ ูŠَุนْู‚ُูˆุจَ ุงู„ْู…َูˆْุชُ ุฅِุฐْ ู‚َุงู„َ ู„ِุจَู†ِูŠู‡ِ ู…َุง ุชَุนْุจُุฏُูˆู†َ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِูŠ ู‚َุงู„ُูˆุง ู†َุนْุจُุฏُ ุฅِู„َٰู‡َูƒَ ูˆَุฅِู„َٰู‡َ ุขุจَุงุฆِูƒَ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุฅِุณْู…َุงุนِูŠู„َ ูˆَุฅِุณْุญَุงู‚َ ุฅِู„َٰู‡ًุง ูˆَุงุญِุฏًุง ูˆَู†َุญْู†ُ ู„َู‡ُ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆู†َ "Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab: 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya'." [QS. Al-Baqarah: 133] Di usianya yang ke-147, di saat menjelang kematiannya, ternyata dialog keimananlah yang mewarnai percakapan Nabi Ya`qub dengan anak-anaknya yang telah dewasa. Dialog keimanan antara ayah dan anak ternyata tidak mengenal batas-batas usia. Dewasanya sang anak tidak menjadikan dialog ini hilang antara ia dan ayahnya. Dialog keimanan adalah bukti kasih s

Dievaluasi Al-Quran

Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda: ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฑْูَุนُ ุจِู‡َุฐَุง ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ุฃَู‚ْูˆَุงู…ًุง ูˆَูŠَุถَุนُ ุจِู‡ِ ุขุฎَุฑِูŠู†َ “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sebagian kaum dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan sebagian kaum yang lain dengan kitab ini.” [HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab] Mari melihat ke dalam diri kita; apakah kita termasuk golongan yang dimuliakan dengan Al-Quran? Jika tidak, maka pasti kita termasuk golongan yang satunya lagi; dihinakan dengan Al-Quran. Sayangnya tidak ada golongan tengah. Mari segera amankan posisi. Semoga Allah menolong kita. #AyoLebihBaik

Jangan Mau Ditakut-takuti Setan

Allah azza wa jalla berfirman: ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ูŠَุนِุฏُูƒُู…ُ ุงู„ْูَู‚ْุฑَ ูˆَูŠَุฃْู…ُุฑُูƒُู…ْ ุจِุงู„ْูَุญْุดَุงุกِ ۖ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠَุนِุฏُูƒُู…ْ ู…َุบْูِุฑَุฉً ู…ِู†ْู‡ُ ูˆَูَุถْู„ًุง ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงุณِุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ "Setan menjanjikan kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui." (QS. Al Baqarah: 268) Ada dua janji bagi orang yang menyedekahkan hartanya; 1. Janji setan; sedekah akan mengurangi harta (miskin). 2. Janji Allah; sedekah mendatangkan ampunan dan karunia. Menurut kita janji manakah yang hoax? Pasti semua sepakat jawabannya adalah janji setan. Tapi, apa yang menahan kita dari bersedekah lebih banyak? Merasa punya banyak kebutuhan lain? Khawatir mengganggu cash flow tabungan? Takut ga bisa have fun dan jalan-jalan? Ternyata walaupun yakin janji setan itu hoax, sadar atau tidak sadar , kita masih takut jangan-jangan dia benar. Nabi shallallahu `alahi wasallam

Mengapa Kita Harus Berjamaah

1⃣ Manusia adalah makhluk sosial Manusia normal akan hidup berjamaah, minimal dengan berkeluarga. Tanpa keluarga manusia akan punah. Maka segala bentuk perilaku yang merusak tatanan keluarga (LGBT, zina dll), bertentangan dengan kemanusiaan. ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุงุชَّู‚ُูˆุง ุฑَุจَّูƒُู…ُ ุงู„َّุฐِูŠ ุฎَู„َู‚َูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ู†َูْุณٍ ูˆَุงุญِุฏَุฉٍ ูˆَุฎَู„َู‚َ ู…ِู†ْู‡َุง ุฒَูˆْุฌَู‡َุง ูˆَุจَุซَّ ู…ِู†ْู‡ُู…َุง ุฑِุฌَุงู„ًุง ูƒَุซِูŠุฑًุง ูˆَู†ِุณَุงุกً ۚ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุงู„َّุฐِูŠ ุชَุณَุงุกَู„ُูˆู†َ ุจِู‡ِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุญَุงู…َ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูƒَุงู†َ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฑَู‚ِูŠุจًุง "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An Nisa: 1) 2⃣ Sholat itu Berjamaah Sholat adal

Al Quran dan Dermawan

ุนَู†ِ ุงุจْู†ِ ุนَุจَّุงุณٍ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚َุงู„َ: ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِู‰ُّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ุฃَุฌْูˆَุฏَ ุงู„ู†َّุงุณِ ุจِุงู„ْุฎَูŠْุฑِ ، ูˆَูƒَุงู†َ ุฃَุฌْูˆَุฏُ ู…َุง ูŠَูƒُูˆู†ُ ูِู‰ ุฑَู…َุถَุงู†َ ، ุญِูŠู†َ ูŠَู„ْู‚َุงู‡ُ ุฌِุจْุฑِูŠู„ُ ، ูˆَูƒَุงู†َ ุฌِุจْุฑِูŠู„ُ – ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ – ูŠَู„ْู‚َุงู‡ُ ูƒُู„َّ ู„َูŠْู„َุฉٍ ูِู‰ ุฑَู…َุถَุงู†َ ุญَุชَّู‰ ูŠَู†ْุณَู„ِุฎَ ، ูŠَุนْุฑِุถُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ู†َّุจِู‰ُّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ، ูَุฅِุฐَุง ู„َู‚ِูŠَู‡ُ ุฌِุจْุฑِูŠู„ُ – ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงู„ุณَّู„ุงَู…ُ – ูƒَุงู†َ ุฃَุฌْูˆَุฏَ ุจِุงู„ْุฎَูŠْุฑِ ู…ِู†َ ุงู„ุฑِّูŠุญِ ุงู„ْู…ُุฑْุณَู„َุฉِ. ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡ “Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, ia mengisahkan: “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia paling dermawan masalah kebaikan (harta benda), dan kedermawanan beliau mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan di saat berjumpa dengan Malaikat Jibril. Dan dahulu Malaikat Jibril ‘alaihissalam biasanya senantiasa menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Qur’an di hadapannya. Bila beliau telah berjum

Puasa Bikin Rugi

ุฑُุจَّ ุตَุงุฆِู…ٍ ุญَุธُّู‡ُ ู…ِู†ْ ุตِูŠَุงู…ِู‡ِ ุงู„ุฌُูˆْุนُ ูˆَุงู„ْุนَุทَุดُ “ Betapa banyak orang yang puasa, hanya mendapatkan darinya lapar dan dahaga” [HR. Ahmad 2/441] "Betapa banyak" menunjukkan sangat banyak mereka yang berpuasa tapi tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Sebaliknya, hanya sedikit dari mereka yang mendapatkan pahala puasa sebenarnya, dan taqwa. Hal ini dikarenakan karena banyaknya orang yang berpuasa tapi tidak meninggalkan perbuatan dusta, lelucon jorok, perkataan kasar, dan perbuatan sia-sia. "Puasa bukanlah (menahan) dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji..." [HR. Ibnu Khuzaimah 1996] Pertanyaannya sekarang adalah; setelah bertahun-tahun berpuasa, apakah kita masih termasuk golongan "betapa banyak", atau sudah berhasil upgrading ke golongan sebaliknya? Semoga Allah menolong kita. #AyoLebihBaik