Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Alasan Saya Masih Memakai Rekening Bank Konven

1. Saya tidak ambil bunganya Jawab: Kalaupun tidak ambil bunganya, statusnya tetap membantu bisnis ribawi bank konven. Dalam beberapa hadits dosa riba diserupakan dengan dosa zina; "Sesungguhnya 1 dirham yang didapatkan seorang lelaki dari hasil riba lebih besar dosanya di sisi Allah dari pada 36x zina" (HR. Ahmad) Dari sini bisa dikiaskan bahwa membantu bisnis riba, sama saja dengan membantu bisnis zina (pelacuran?), bahkan berkali-kali lipat. "Rasulullah saw telah melaknat pemakan riba, pemberi makan dengan riba, penulis akadnya, dan kedua saksinya. Beliau mengatakan ' Mereka itu sama saja ' ".(HR. Muslim) 2. Konsumen saya pakai bank konven Jawab: Pada dasarnya rezeki di tangan Allah, bukan di tangan konsumen.  Rezeki sudah ditetapkan Allah, tinggal dicari. Dicari dengan cara yang baik atau yang buruk, jumlahnya tetap sama. "Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hi

Jusnya Para Raja

Komposisi; Seledri → mengandung Luteolin yang dapat mencegah pembentukan asam urat dalam tubuh Nanas → mengandung enzim Bromelain yang dapat meredakan peradangan pada serangan asam urat Lemon → membantu tubuh melepaskan kalsium karbonat yang dapat membantu memecah asam urat dan melarutkannya untuk dikeluarkan bersama cairan tubuh. Kok tentang asam urat semua? Karena penyakit asam urat punya nama lain; Disease of The Kings 😂 Katanya sih karena serangan sendi asam urat banyak dialami para raja dalam sejarah. Mungkin gegara gaya hidup banyak makan makanan penyebab asam urat (daging merah, seafood dll), yang pada zaman dahulu aksesnya terbatas di antara para raja? Plus mager pastinya.😃 Kalau selain makanan, apa saja pemicu meningkatnya asam urat dalam darah? Kalau selain makanan, apa saja pemicu meningkatnya asam urat dalam darah? Cek di sini; asamuslim.id === Bahan bacaan; Seledri   Nanas   Lemon  

Bisa Baca Tapi Salah Baca

"Bisa membaca media" tidak sama dengan "bisa membaca media dengan baik" (literasi media). Di era medsos seperti sekarang, "bahan bacaan" begitu melimpah dan mengalir deras dengan kecepatan tinggi.  Mulai dari BC di grup2 chat, sampai foto2 di IG atau video2 di berbagai kanal aplikasi.  Melimpah dan derasnya informasi ini menjadikan seseorang mudah sekali hanyut. Buka hape mau ngecek sesuatu, eh malah terseret arus informasi di grup atau youtube. Akhirnya lupa awalnya mau ngecek apa, sedangkan puluhan menit sudah berlalu. Siapa yang sering begini?😅 Dalam kondisi banjir bandang informasi, skill literasi media ibarat skill berenang yang penting dikuasai untuk dapat bertahan dan tidak "salah baca". Di antara bentuk "salah baca" yang perlu dihindari bisa disebutkan sbb; 1. Menganggap semua informasi di media sosial adalah benar Ini mungkin yang paling parah. Tanpa saringan sama sekali. Akhirnya bingung dengan berbagai informasi yang saling

Waspada Gejala Omicron

Dalam rentang 1~ 19 Januari, Jepang mencatat kenaikan kasus positif Covid yang sangat tinggi; 90x lipat . Ini tidak banyak berbeda dengan angka di negara Eropa dan Amerika. Angka 456 kasus di Jepang pada 1 Januari membengkak menjadi 41.485 kasus pada 19 Januari, dan terus membuat rekor baru sampai kemarin. Hal ini semakin membuktikan kuatnya penularan varian Omicron yang perlu diwaspadai. Walaupun beberapa temuan menunjukkan penderita varian Omicron tidak bergejala parah, namun jumlah yang terus membesar berpotensi membuat fasilitas kesehatan collaps. Sebagai ikhtiar menjaga kesehatan, sangat penting mengenali gejala Omicron yang ternyata memiliki perbedaan signifikan  dengan varian sebelumnya. Hasil studi di Jepang (1 Jan 2022) pada pasien positif Omicron  ditemukan bahwa gejala yang tampak adalah sbb; Demam : 75% pasien Batuk : 60% pasien Lemas: 52% Sakit tenggorokan: 46% Sesak nafas: 8% Hilang penciuman/perasa: 2% Temuan ini menunjukkan bahwa Omicron sangat mirip dengan