Langsung ke konten utama

Alasan Saya Masih Memakai Rekening Bank Konven

1. Saya tidak ambil bunganya

Jawab: Kalaupun tidak ambil bunganya, statusnya tetap membantu bisnis ribawi bank konven.

Dalam beberapa hadits dosa riba diserupakan dengan dosa zina;

"Sesungguhnya 1 dirham yang didapatkan seorang lelaki dari hasil riba lebih besar dosanya di sisi Allah dari pada 36x zina" (HR. Ahmad)

Dari sini bisa dikiaskan bahwa membantu bisnis riba, sama saja dengan membantu bisnis zina (pelacuran?), bahkan berkali-kali lipat.

"Rasulullah saw telah melaknat pemakan riba, pemberi makan dengan riba, penulis akadnya, dan kedua saksinya. Beliau mengatakan 'Mereka itu sama saja' ".(HR. Muslim)

2. Konsumen saya pakai bank konven

Jawab: Pada dasarnya rezeki di tangan Allah, bukan di tangan konsumen. 

Rezeki sudah ditetapkan Allah, tinggal dicari. Dicari dengan cara yang baik atau yang buruk, jumlahnya tetap sama.

"Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya. 

Walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki. Ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram" (HR. Ibnu Majah, shahih)

3. Saya sibuk, tidak sempat mengantri mengurus rekening baru di bank syariah

Perbankan Syariah sudah lebih dari 30 tahun ada di Indonesia. Selama itu mungkin kita sudah bolak balik umroh, wisata ke Jepang dan Korea, bahkan foto-foto di Cappadocia.

Apakah memang sebegitu sulitnya meluangkan 1~2 jam tuk urusan akhirat kita?

4. Fasilitas bank konven jauh lebih baik

Jawab: Mungkin ini alasan yang sudah berumur 10~20 tahun.

Padahal bank syariah terus berkembang dan semakin bersaing fasilitasnya dengan bank ribawi.

Di atas itu, mungkin kita juga perlu membandingkan antara fasilitas dan laknat (Rasulullah saw). Mungkin ga "apple to apple". Tapi sesekali direnungkan tak ada salahnya.

5. Bank syariah sama saja dengan bank konven

Jawab: Alasan ini bisa berujung pada 2 kemungkinan;

a. MUI kurang ilmu (bodoh?). Dan itu mereka pertahankan selama 30 tahun.

b. MUI sesat. Tahu bahwa bank syariah itu haram, tapi tetap mendakwahkannya selama 30 tahun.

Dan anggapan ini bukan hanya ke Majelis Ulama Indonesia saja, tapi juga ke seluruh otoritas fatwa/majelis ulama di berbagai negara muslim. 

Bisa dibilang seluruh otoritas fatwa/majelis ulama di berbagai negara muslim telah memfatwakan bunga bank adalah riba. Dan sebagai solusinya, majelis2 ulama tersebut mengeluarkan ijtihad bank syariah.

Ketika ada pendapat perseorangan yang berlawanan dengan pendapat majelis ulama, maka jauh lebih selamat mengikuti majelis ulama, yang telah mengumpulkan ahli dari berbagai bidang, melakukan kajian panjang, dan diskursus mendalam, dalam mengeluarkan sebuah fatwa.


Selain 5 alasan ini, mungkin masih banyak alasan-alasan lain, sebagaimana setiap orang bisa punya pikirannya sendiri.

Setiap orang bebas punya alasan. Yang penting, pastikan alasan tersebut bisa tembus interview di akhirat kelak.

Semoga Allah menolong kita.


#Yukhijrah

===
Bogor
± 66 Hari menuju Ramadhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Tua Dulu Bisa Mengasuh Anak Tanpa Ilmu Parenting?

Ada banyak versi jawaban terkait hal ini. Berikut ini hanya salah satunya saja, versi pribadi. Bisa jadi sangat kontroversial. Silahkan diskip jika tidak sepakat. Atau disebarkan, jika manfaat. Mungkin, pengasuhan orang tua kita zaman dulu berhasil, tanpa ikut seminar parenting, karena kesholihan mereka. Suksesnya pengasuhan seorang anak itu karena hidayah Allah. Bukan karena keahlian orang tuanya, atau keahlian konsultan, psikolog, dsb. Jika demikian, maka cara utama tuk mengasuh anak adalah dengan mendekat ke Sang Pemilik Hidayah. Menjadi orang tua sholih. Sholih bukan hanya terbatas rajin sholat, rajin sedekah, rajin ke masjid dll. Tapi sholih yang utama juga termasuk ibadah hati berupa tulus ikhlas, syukur, dan sabar. Mungkin orang tua kita zaman dulu tidak banyak jumlah ngaji dan sholatnya. Tapi bisa jadi setiap kalinya dilakukan dengan hati penuh ikhlas, syukur, dan sabar. Maka itulah penyebab datangnya hidayah Allah, dalam pertumbuhan anak-anak mereka. Atau juga mung

Bahaya Hidup Sederhana bagi Anak?

Menurut Psikolog David J Bredehoft PhD, anak yang tidak terdidik hidup sederhana akan mengakibatkan, di antaranya; 1. Selalu ingin hadiah segera 2. Tidak mampu mengendalikan diri 3. Makan berlebihan 4. Tidak bertanggung jawab 5. Tidak paham apa itu "cukup", dll. Dalam islam sendiri, ajaran hidup sederhana erat kaitannya dengan pembentukan karakter syukur. Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia juga tidak akan mensyukuri yang banyak.  [HR. Ahmad, 4/278] Anak yang tidak bisa mensyukuri makan nasi tempe tahu, akan sulit mensyukuri makanan yang lebih mewah daripada itu. Anak yang tidak bisa mensyukuri jatah gadget 15 menit sehari, akan sulit bersyukur dikasih jatah gadget berapa lama pun. Anak yang tidak bisa mensyukuri liburan murah meriah, akan sulit bersyukur ketika diajak liburan mewah. Akhirnya anak tidak tahu apa itu cukup, dan sulit bahagia kecuali level rewardnya dinaikkan terus. Dalam mendidik kesederhanaan, orang tua harus menjadi teladan.

Doa Menolak Wabah Penyakit

اللهم إن هذا المرض جند من جنودك Allahumma inna hadzal marodho jundun min junuudika تصيب به من تشاء وتصرفه عمن تشاء Tushiibu bihi man tasyaaa', wa tashrifuhu 'an man tasyaaa' اللهم فاصرفه عناوعن بيوتنا وعن والدينا وازواجنا واهلنا وبلادنا وبلادالمسلمين و كل بلاد Allahumma fashrifhu 'annaa wa 'an buyuutinaa wa 'an waalidiinaa wa azwajinaa wa ahlinaa wa bilaadinaa wa bilaadil muslimiin wa kulli bilaad وحفظها مما نحافه ونحذر Wahfazhnaa mimmaa nakhoofuhu wa nahdzar فانت خير حافظ وانت ارحم الراحمين Fa Anta khoirun haafizho Wa Anta arhamur raahimiin Ya Allah, sesungguhnya penyakit ini adalah salah satu tentaramu Engkau timpakan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hindarkan darinya siapa saja yang Engkau kehendaki Ya Allah, hindarkanlah penyakit ini dari kami, dari rumah-rumah kami, hindarkan dari orang tua kami, pasangan-pasangan kami, keluarga kami, dari negeri kami dan negeri kaum muslimin dan dari seluruh negeri. Dan lindungilah kami d